Jambore Melon Digelar untuk Cari Benih Unggulan

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) menunjukkan hasil panen melon varietas unggulan di kawasan Muncar, Senin (8/6).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) menunjukkan hasil panen melon varietas unggulan di kawasan Muncar, Senin (8/6).

Banyuwangi, Bhirawa
Untuk mencari benih berkualitas unggul, Jambore Varietas Melon digelar di Banyuwangi, 7-9 Juni 2015. Jambore hasil sinergi Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Banyuwangi tersebut diikuti 15 perusahaan perbenihan hortikultura nasional.
Mereka mengujicobakan penananaman 63 varietas benih melon unggulannya di Banyuwangi. Di antaranya, varietas Ivory, Lola, Melani 1, SW 411, Kuning bulat, Lucky Star, Melon Apel, Vermelo, Gracia, Eksis F1, Diora, Aramis,  Uranus, Radja, Golden Star, Jitu, Sumo, Aura 1, dan Aura 2. Juga  Quick 1, Quick 2, Sweet M10, Kinanti, Melindo 15, Adinda, Devina, Zabra, Legita, M3, ME 01, Kirani, Mega 500, SW 444, Green Flash, SW 405, MAI 119, Galaksi, dan Melindo 10.
Varietas-varietas melon yang dikutsertakan dalam jambore melon ini ditanam mulai 7 April dan tepat dipanen pada 7 Juni (60 hari masa tanam). Pengujiannya langsung dilakukan oleh Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian. “Banyuwangi dipilih sebagai lokasi karena prospek hortikulturanya yang baik,” kata Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Ikrori, Senin (8/6).
Jambore tersebut juga dilombakan untuk mencari varietas terbaik. “Sembilan varietas melon terbaik direkomendasikan untuk ditanam di Banyuwangi. Indikator terbaiknya adalah dari sisi produksi tinggi dan penyerapannya di pasaran juga bagus,” kata Ikrori.
Selama ini, melon Banyuwangi dikirim ke sejumlah daerah, termasuk ke sejumlah pasar modern di Surabaya, Bali, dan Jakarta. Total produksi melon Banyuwangi pada 2014 mencapai 8.479 ton dengan luas lahan 278 hektare. “Dengan adanya Jambore Varietas Melon ini, kami bisa memperbaiki kualitas, sehingga ada peningkatan nilai tawar sesuai keinginan konsumen,” ujar Ikrori.
Jambore ini juga sekaligus menjadi sarana mempertemukan antara petani melon dengan para pelaku usaha. “Tadi juga sudah ada kontrak antara petani melon di sini dengan salah satu pemasok buah dari Jakarta dan Malang. Dua orang ini mewakili pasar modern. Pemasok buah dari Jakarta lebih menyukai jenis melon berwarna kuning, sedangkan yang dari Malang lebih suka melon apel. Dari jambore ini kami juga memetakan pasar,” beber Ikrori.
Ikrori mengatakan, total ada dua belas ribu  tanaman melon berbagai varietas yang ditanam di lahan seluas 1 hektare di Kecamatan Muncar yang dijadikan lokasi jambore. Beberapa keunggulan ditampakkan oleh varietas-varietas melon yang ditanam di Banyuwangi. Misalnya Melon Apel yang rasanya sangat manis, buahnya lebat, buah mudah jadi dan produksinya tinggi. Uranus punya keistimewaan dagingnya renyah dan manis, serta tangkai buah tidak mudah copot. Golden Star produksi buahnya tinggi, rasanya manis renyah, tahan penyakit dan mudah dibuahkan lebih dari satu kali masa tanam.
Selama tiga hari, jambore tersebut juga dipantau langsung oleh Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono K, Direktur Perbenihan Hortikultura Sriwijayanti Yusuf, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Para mahasiswa jurusan agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi juga terlibat di ajang ini.
“Banyuwangi ini potensi hortikulturanya luar biasa dan masih bisa terus dikembangkan, seperti melon yang menjadi penyuplai buah-buahan di hotel dan pasar hingga ke luar daerah. Kami akan terus membantu mendorong produktivitas hortikultura Banyuwangi,” kata Dirjen Hortikultura Spudnik.
Ke depan, Spudnik menyarankan di Banyuwangi bisa dibangun kawasan megapolitan hortikultura, yakni kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan bagi jenis-jenis hortikultura, contohnya seperti kawasan pertanian melon di Kecamatan Muncar ini. “Dengan adanya megapolitan hortikultura, benih, lokasi, teknologi dan marketnya akan lebih terjamin,” kata Spudnik. [nan]

Tags: