Jamin Mutu Data, BPS Bojonegoro Gelar Pelatihan

BPS Bojonegoro menggelar pelatihan petugas Susenas 2018. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro,Bhirawa
Dalam upaya menjamin mutu dan kualitas hasil pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro menggelar pelatihan petugas Susenas 2018.
Pelatihan berlangsung di hotel Dewarna pada tanggal 5sampai 8 Februari 2018. Pelatihan diikuti oleh 66 orang yang terdiri dari 47 Petugas Pencacah Lapangan dan 17 orang pengawas dan pemeriksa.
Seluruh peserta pelatihan akan menerima materi tentang untuk mencari data dasar antara lain bidang kesehatan, pendidikan, balita, tenaga kerja serta jenis lapangan usaha.
Kepala BPS Bojonegoro, Abdul Jalil menyampaikan bahwa susenas ini sudah 5 dasawarsa yang dimulai sejak tahun 1963. Susenas bulan Maret 2018 ini prioritas utama adalah kualitas data yang dihasilkan.
“Oleh karenanya tantangan utama kita adalah bagaimana menjaga kualitas data. Karena data BPS ini menjadi rujukan bagi semua pihak,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro, Abdul Jalil saat pelatihan petugas Susenas di hotel Dewarna, Senin (5/2)
Sehingga tantangan utama kita adalah bagaimana menjaga kualitas data, karena data BPS ini menjadi rujukan bagi semua pihak.
“Data susesnas ini mulai perencanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah baik pembangunan nasional maupun sektoral lainya,” jelasnya.
Pasalnya Susenas ini bisa disebut juga Mother of Survey karena dari empat indikator, tiga diantaranya menjadi acuan yakni tentang kemiskinan, indeks rasio dini dan indeks pembangunan masyarakat. Sebagaimana MDGs yang kini menjadi SDGs dari 319 indikator SDGS tersebut 146 indikator merupakan data BPS, bahkan 97 diantaranya adalah murni BPS dab 39 indikator merupakan gabungan dari BPS, Kementerian dan Lembaga negara. Demikian pula di Bojonegoro data BPS ini menjadi rujukan.
“Setelah Susenas tahun 2017 lalu terdapat peningkatan kualitas data yang dihasilkan oleh BPS. Salah satu keberhasilan Bojonegoro menurunkan angka kemiskinan dan mampu keluar dari 10 daerah miskin di Jawa Timur karena peranan data yang dihasilkan oleh BPS,” terangnya.
Sementara itu Bupati Bojonegoro, Kang Yoto yang menyebutkan bahwa data BPS bisa diandalkan.
“Jika data BPS tidak dapat diandalkan. Maka sama saja dengan dirinya akan menjadi pemimpin yang sesat,” jelasnya.
Oleh karenanya diharapkan bahwa data yang dihasilkan BPS ini menjadi data yang akan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Bupati yang dalam kesempatan ini menjelaskan tentang implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs di Bojonegoro melalui kolaborasi 4 sekawan.
Sehingga bukan lagi pembangunan yang tak berlandaskan data dan kebutuhan, namun pembangunan yang mengakomodir semua kepentingan di setiap lini. Partisipasi dan data menjadi salah satu titik balik Bojonegoro membangun dan berbenah diri. [bas]

Tags: