Jangan Mudah Berikan Obat Antibiotik

Pakar kesehatan Miswar Fattah saat memaparkan materinya dihadapan pegawai RS. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Hampir semua dokter Indonesia disinyalir masih banyak yang memberikan obat antibiotik kepada pasienya. Padahal  ini  kurang dibenarkan, sebelum mendapatkan hasil dari laboratorium.
”Berbeda dengan dokter di luar negeri, mereka baru berani memberikan obat antibiotik kalau sudah mendapatkan hasil laboratorium,” itulah penegasan dari Dr Miswar Fattah M Si saat memberikan paparan seminar Ilmiah Analisis Kesehatan di Aula Akhmad Dahlan Umsida Sidoarjo, Minggu (17/9).
Seminar yang diikuti ratusan pegawai RS ini, bertujuan untuk memberikan pengembangan wawasan keilmuan dari analis kesehatan atau teknologi laboratoirum medis yang lebih baik.
Menurut pakar kesehatan atau ahli lab dari Universitas Hasan Udin (Unhas) ini menjelaskan, bila diberi obat antibiotic tanpa diketahui dari hasil labnya bisa juga fatal akibatnya. Hal ini juga terjadi karena kemampuan beradaptasi terhadap perubahan teknologi kesehatan, khususnya laboratoirum juga masih lambat. Sehingga akan mengganggu percepatan proses pengobata
”Misal, pasien sakit batuk, kita harus memeriksa jamurnya, virusnya ataupun bakterinya. Satu per satu, memakan waktu. Tapi kalau kita sudah menggunakan lab/teknologi yang bagus dengan system robotic, dalam beberapa menit semuanya sudah terdeteksi, sehingga dokter lebih mudah dan cepat dalam memberikan resep,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fikes Umsida Sri Mukhodim Faridah Hanum kalu pihaknya telah menghadirkan narasumber yang sangat berkompeten untuk kemajuan laboratorium, diantaranya ahli lab Miswar Fattah, Fitri Sriyani pemateri tentang tuberkolosis dan Rayahu Anggaini  tentang syarat perlakuan sampel representative pasien tuberkolosis. ”Dari ketiga narasumber tersebut diharapkan kedepan terhadap perkembangan lab teknologi kesehatan bisa lebih baik lagi,” harapnya. [ach]

Rate this article!
Tags: