Jangan Percaya Isu Pungutan untuk UN

Dindik Surabaya, Bhirawa
Beragam tafsir negatif kerap mengemuka saat Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) akan digelar. Baik soal pungutan liar maupun terkait pelaksanaan ujian itu sendiri.
Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya pun meminta kepala sekolah khususnya jenjang SD dan SMP untuk ikut meredam isu-isu negatif yang berkembang di masyarakat.
Kabid Pembinaan SMP Dindik Surabaya Sudarminto mengatakan, ada tiga isu sentral menjelang ujian. Pertama adalah isu tarikan biaya. Isu itu ada di masyarakat, jangan sampai kepala sekolah membuat isu itu menjadi kenyataan. Isu kedua adalah modus penambahan sarana dan prasarana untuk UN dan USBN. Misalnya ada upaya urunan membeli komputer.
Isu ketiga, lanjut Sudarminto, adalah tentang pelaksanaan ujian sendiri.
“Tiga itu saya ingatkan karena selalu menghampiri. Saya yakin kepala sekolah sangat sensitif dan peka akan tiga hal itu,” kata dia saat rapat kerja (raker) kepala sekolah wilayah Surabaya Pusat, Rabu (24/1).
Dia menegaskan, dengan adanya USBN semua mata pelajaran (mapel) maka tidak ada lagi ujian sekolah (US). Selain itu, USBN menjadi penentu kelulusan. “Kalau UN tidak menjadi penentu kelulusan,” ujarnya.
Tahun ini sebanyak 90 persen soal USBN berupa pilihan ganda sementara 10 persen sisanya berupa soal esai. Menurut Sudarminto, khusus Surabaya soal esai sudah bisa dikerjakan langsung di komputer. “Tahun kemarin belum, sekaran sudah bisa mengover jawaban soal esai,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, jadwal USBN SMP dengan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMA/SMK akan disesuaikan agar komputer bisa digunakan bersama-sama secara bergantian. “Bagi kota yang melaksanakan ujian berbasis komputer 100 persen, jadwalnya akan disesuaikan. Sekolah jangan galau,” katanya.
Sudarminto juga meminta kepada sekolah swasta dalam satu yayasan untuk koordinasi dengan harmonis agar komputer bisa digunakan bergantian. Misalnya menemui jalan buntu, sekolah diminta melapor ke pengawas atau langsung ke Dindik Surabaya untuk dicarikan solusi bersama. “Jangan diam saja, harus aktif,” tandasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: