Jangan Putus Asa Tak Bisa Ikut SNMPTN

Hari pertama pendaftaran SNMPTN dimaksimalkan para siswa untuk melihat pengumuman apakah bisa melanjutkan daftar SNMPTN atau tidak, Senin (29/2). [adit hananta/bhirawa]

Hari pertama pendaftaran SNMPTN dimaksimalkan para siswa untuk melihat pengumuman apakah bisa melanjutkan daftar SNMPTN atau tidak, Senin (29/2). [adit hananta/bhirawa]

(Hari Pertama Server Pendaftaran Penuh)
Surabaya, Bhirawa
Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) baru memasuki hari pertama, Senin (29/2) kemarin. Namun di kalangan siswa kelas XII, suasana tegang sudah mulai tampak. Sebagian siswa berusaha tetap tabah karena tak bisa ikut seleksi. Sebagian yang lain terlihat sumringah.
Kesedihan tampak dari mata Vena Safira. Siswa kelas XII IPS SMAN 1 Surabaya itu baru saja mengetahui bahwa dirinya tidak bisa mengikuti SNMPTN. Informasi yang dia terima melalui laman www.snmptn.ac.id memupuskan harapannya untuk mendaftar ke prodi hukum Universitas Airlangga(Unair).
“Sedih sih, sampai nangis begini. Deg-degannya mengalahkan pengumuman UN (Ujian Nasional),” tuturnya dengan mata yang masih berkaca-kaca. Ditemui di depan sekolahnya, Vena berusaha menghibur diri. “Nggak usah putus asa. Orangtua juga sudah tahu dan tidak mempersoalkan. Masih ada kesempatan di SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri),” kata dia.
Berbeda dengan Vena, Akhlakul Karimah terlihat lebih tenang kemarin. Maklum, dia termasuk 75 persen dari total siswa kelas XII di sekolahnya. Artinya, dia bisa mengikuti tahapan seleksi berikutnya. “Sebenarnya senang bisa ikut SNMPTN, tapi yang lain banyak yang gagal. Jadi nggak enak juga sama teman-teman,” tutur siswi Kelas XII IPA SMAN 1 Surabaya.
Akhlakul mengakui, pengumuman lolos dan tidaknya baru bisa dilihat kemarin langsung oleh siswa. Karena banyak yang mengakses, server pun sering penuh dan tidak sulit diakses. “Jadi semakin deg-degan. Soalnya kan ingin cepat-cepat tahu bisa ikut SNMPTN atau tidak,” tuturnya.
Hal serupa juga dialami Archie Arman Dwiya. Siswa kelas XII-IPA SMAN 6 Surabaya itu merasa lega bisa mengakses server sejak pagi. Sebab, teman-teman sekelasnya banyak yang kesulitan mengakses laman SNMPTN karena masalah server. Yang lebih penting lagi, Archie termasuk yang berkesempatan mengikuti SNMPTN dari 315 siswa kelas XII di sekolahnya.
“Ingin daftar di Fakultas Kedokteran (FK) Unair atau ke Fakultas Kedokteran Gigi Unair. Tapi masih ditahan dulu. Mungkin besok (hari ini) daftarnya,” kata dia.
Berbekal nilai rapor dan perbandingan nilai kakak kelas yang tahun lalu diterima di kedokteran, Archie pun optimistis bisa lolos di tahap berikutnya. “Saya sudah konsultasi ke guru BK (Bimbingan Konseling) juga. Dan beliau mendukung,” tutur siswa peraih juara 4th Bali International Choir Festival 2015 itu.
Sesuai ketentuan, tahun ini tidak semua siswa bisa mengikuti SNMPTN. Kesempatan itu tergantung dari status akreditasi sekolah. Sekolah dengan akreditasi A mendapat kuota 75 persen dari total siswanya. Terakreditasi B mendapat kuota 50 persen dan terakreditasi C dibatasi hanya 20 persen. “Pengumuman bisa mengikuti SNMPTN atau tidak yang tahu hanya siswa. Kami pihak sekolah tidak tahu siapa saja yang bisa daftar SNMPTN atau tidak,” ungkap Guru BK SMAN 6 Surabaya Yani Susanti.
Sementara itu, Humas SNMPTN dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bekti Cahyo Hidayanto menyatakan, untuk mengetahui siswa itu masuk kuota SNMPTN atau tidak, cukup memasukkan NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) dan password ke laman SNMPTN. “Kalau masuk bisa melanjutkan untuk mendaftar, kalau tidak masuk tidak bisa melanjutkan,” terangnya.
Terkait server SNMPTN yang lemot, Bekti menganggapnya cukup wajar. Sebab, laman yang sama itu diakses oleh ratusan ribu siswa dari seluruh Indonesia untuk melihat pengumuman. Dia menyarankan siswa untuk mengakses pada jam-jam yang tidak sibuk di waktu malam hingga menjelang waktu subuh.
Bekti menambahkan, sekolah memang tidak mengetahui siapa saja siswanya yang masuk kuota. Namun, sekolah dapat memonitor siswa sekolahnya yang mendaftar SNMPTN. “Di situ ada login untuk sekolah. Mereka hanya bisa memonitor saja,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: