Janji Akan Selalu Kompak Sampai Akhir


Pemprov, Bhirawa
Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH, MHum – Drs H Saifullah Yusuf sangat yakin akan selalu kompak sampai akhir dalam memimpin Jatim lima tahun ke depan. Kendati demikian, dalam duet petahana ini, posisi Gus Ipul akan diberi porsi lebih banyak dalam birokrasi pemerintahan.
“Saya dan Gus Ipul mengucapkan syukur, Tuhan telah memberikan takdir-Nya untuk kami bersama-sama lagi untuk memajukan Jawa Timur. Saya yakin kami akan kompak hingga lima tahun,” ujar Soekarwo dalam pidato politiknya di depan undangan pesta pelantikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (12/2).
Pakde Karwo, sapaan lekat Soekarwo, juga menyampaikan terima kasih kepada para calon yang bersaing di Pilgub 2013 lalu. Menurutnya, berkat mereka demokrasi di Jatim berjalan baik. “Terima kasih kepada Pak Eggi Sudjana), Pak M Sihat. Terima kasih Pak Bambang DH dan Pak Said Abdullah, serta terima kasih kepada Bu Khofifah dan Pak Herman, yang telah bersama-sama menciptakan demokrasi dewasa dan anggun di Jatim,” kata Pakde Karwo.
Bagi dia, politik harus bisa mempertahankan musyawarah mufakat. Jangan sampai pikiran-pikiran baik didesak oleh kekuatan-kekuatan tidak baik. “Pikiran-pikiran positif harus terus dijaga,” katanya.
Dalam lima tahun ke depan, program pokok yang akan didahulukan adalah mengurangi pengangguran. Di antaranya, berjanji akan membangun kekuatan baru di masyarakat kelas bawah. Bantuan modal untuk kelompok-kelompok di desa seperti LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), Majelis Taklim, koperasi perempuan dan lainnya akan digelontorkan. “Kalau di bawah kuat kita tidak akan goyah menghadapi pasar global,” janjinya.
Di bidang pendidikan, akan terus memacu program wajib belajar 12 tahun dengan peningkatan kualitas sekolah kejuruan. “Ini bentuk persiapan Jatim untuk Indonesia. Karena sesungguhnya Jatim adalah nusantara pertama sebagai pusat  Majapahit. Ciri masyarakatnya adalah petarung yang hebat,” kata Pakde Karwo, yang langsung disambut tepuk tangan undangan.
Tahun politik 2014, menurut Pakde Karwo perlu diwarnai dengan akhlak dalam berpolitik.  Semua tidak cukup jika akhlak kita tidak baik. Masyarakat Jatim mayoritas adalah kaum santri, maka dia akan lakukan perbaikan Diniyah Salafiyah.
“Jadikan tahun politik ini sebagai tahun penuh dengan hati. Berpolitik yang berlandaskan hati. Insyaallah pada 2019 nanti Jatim bisa mencapai kelas menengah,” katanya.
Usai Pakde Karwo berpidato, giliran Gus Ipul diberi kesempatan. Bagi Gus Ipul, apa yang disampaikan Pakde Karwo adalah prinsip-prinsip untuk membenahi Jatim agar lebih maju lagi. Maka dari itu, Gus Ipul masih percaya dengan prinsip itu sehingga memilih duet lagi dengan Pakde Karwo.
“Mengapa saya mau maju lagi dengan gubernur, karena beliau memiliki prinsip kerakyatan. Saya waktu itu lakukan survey, ternyata 70 persen masyarakat Jatim menginginkan saya sebaiknya gandeng lagi dengan Pakde Karwo,” ujar Gus Ipul.
Sebagai wakil gubernur mendampingi Pakde Karwo, Gus Ipul ingin menjadi wakil yang baik dan yang dibutuhkan. “Saya ini sebagai wakil adalah wakil. Jangan lebih ekspektasinya. Jadi, jangan pernah menjadi wakil jika tidak mampu. Tapi, saya akan jadi wakil yang dibutuhkan. Wakil yang baik,” katanya.
Gus Ipul juga mulai menancapkan sinyal politik kepada para pendukung Khofifah yang selama ini mayoritas perempuan. Dia meminta khusus kepada Pakde Karwo untuk memperhatikan kaum perempuan. “Mari kaum perempuan Jatim ikut aktif membangun. Perempuan di Jatim harus diprioritaskan lima tahun kedepan sebagai lokomotif pembangunan,” katanya.
Di pengujung pidato, duet Pakde Karwo dan Gus Ipul menginginkan masyarakat Jatim tetap kritis mengawasi kebijakan lima tahun ke depan. “Setelah dipilih tolong kami dikritik, diawasi dan diingatkan. Program-program ke depan harus dibantu,” katanya.

Pelantikan Molor

Pelantikan Gubernur-Wagub Jatim periode 2014-2019 kemarin sempat molor sekitar 1 jam. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengakui pesawat yang ditumpanginya mengalami keterlambatan hingga dua kali.
“Pesawat dua kali delay. Mungkin karena kemajuan Jawa Timur sampai semua penerbangan padat,” kata Gamawan saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan yang berlangsung dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Jawa Timur.
Menurut Gamawan, pihaknya sudah berusaha memesan tiket pesawat paling pagi. Namun, hingga Selasa malam, penerbangan ke Jawa Timur yang tersedia hanya pukul 07.30. “Saya mau dipercepat pukul 06.00 nggak bisa. Minta pukul 05.30 juga nggak bisa,” ujar Gamawan.
Gamawan pun mencetuskan saran agar jadwal penerbangan pagi menuju Jawa Timur ditambah sampai lima kali. Dengan demikian, jalur penerbangan tidak terlalu padat. Tidak hanya itu, Gamawan juga mengeluhkan padatnya jalan tol yang menghubungkan Bandara Juanda ke Gedung DPRD Jawa Timur di Jalan Indrapura, Surabaya. “Karena kemajuan Jawa Timur juga, sampai tolnya pun padat dengan truk-truk. Makanya saya sangat terlambat,” ucapnya disambut tawa undangan yang hadir.
Rombongan Gamawan baru bisa tiba di Gedung DPRD Jawa Timur sekitar pukul 10.38. Padahal, proses pelantikan dijadwalkan sudah terlaksana pukul 10.00. Atas keterlambatan itu, sidang baru dibuka sekitar pukul 11.00.
Sidang dibuka oleh Ketua DPRD Jawa Timur Imam Sunardhi yang membacakan proses pencalonan hingga penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur oleh Presiden RI. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan sumpah dan pelantikan oleh Menteri Dalam Negeri.
Acara pelantikan kemarin dihadiri tiga menteri. Selain Menteri Dalam Negeri, tampak Menteri Koperasi dan UKM RI Sjarief Hasan serta Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo. Undangan lain yang tampak hadir di antaranya Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Eddie Bhaskoro Yudhoyono, Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Nurhayati,  Ketua DPD RI Irman Gusman, juga mantan Menko Kesra Haryono Suyono.
Beberapa kepala daerah kabupaten dan kota di Jatim saat pelantikan ada yang tidak hadir. Di antaranya Bupati Pamekasan, Bupati Pasuruan, Bupati Lumajang.  Absennya beberapa kepala daerah ini juga diikuti absennya beberapa gubernur. Dari pantauan Bhirawa, beberapa gubernur yang hadir kemarin antara lain, Gubernur Jabar Ahmad Heriawan, Gubernur Sulsel Syahrul YL, Gubernur Sulbar Aladin S Tengga, Gubernur NTB Zaenal, Gubernur Kaltim Awang, Gubernur Sulawesi Utara Syarul. [iib,cty]

Rate this article!