Januari-September Terjadi 73 Insiden Bencana di Kabupaten Probolinggo

Kepala Dinsos Achmad Arif tinjau rumah roboh.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pantau Rumah Roboh, Dinsos Serahkan Bantuan
Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) melakukan pendakian dan pemantauan untuk melihat dari dekat kondisi rumah roboh akibat diguyur hujan deras dan angin kencang di Desa Gebangan Kecamatan Krejengan, Selasa (27/10) siang.

Pantauan terhadap rumah roboh milik Sitriati di Dusun Brige’en RT 014 RW 005 dan Abdurrahman di Dusun Klompangan RT 002 RW 007 Desa Gebangan Kecamatan Krejengan ini dipimpin oleh Kepala Dinsos Kabupaten Probolinggo Achmad Arif didampingi Camat Krejengan Desa Doddy Kurniawan, MWCNU Krejengan serta Babinsa dan Bhabink Gebangan.
Begitu tiba di lokasi, Kepala Dinsos Achmad Arif didampingi Camat Krejengan Doddy Kurniawan, BPBD dan Tagana melihat-lihat dari dekat kondisi rumah yang tembok dan atapnya sudah ambruk akibat guyuran hujan deras dan angin kencang yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Dinsos Kabupaten Probolinggo menyerahkan bantuan sembako dan peralatan rumah tangga kepada Sitriati dan Abdurrahman. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan tambahan uang tunai masing-masing sebesar Rp 500 ribu.

Bantuan yang diberikan oleh Dinsos masing-masing berupa beras, paket sembako, 1 paket peralatan dapur, perlengkapan makan, 1 paket perlengkapan sholat, family kit, matras, terpal dan kasur lipat.

Kepala Dinsos Kabupaten Probolinggo Achmad Arif mengungkapkan peringatan terhadap rumah roboh ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dari Pemerintah Daerah terhadap masyarakat yang sedang bencana alam.

“Harapannya rumah yang roboh ini bisa segera melakukan perbaikan oleh aparat dan perangkat yang ada di bawah untuk melaporkan kepada Ibu Bupati Probolinggo,” katanya.

Menurut Arif, memberikan bantuan ini bertujuan untuk meringankan beban pemilik rumah yang roboh sehingga diharapkan bisa mengurangi beban dari bencana.

“Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan manfaat bagi pemilik rumah yang roboh,” harapnya.

Laporan rumah roboh akibat angin kencang (bukan puting beliung), 1 unit rumah milik Sariman (66), warga Dusun Tambak Rejo RT 01, RW 03, Desa Kedung Caluk Kecamatan Krejengan, terjadi pada hari Rabu 14/02 pada pukul sekitar 15.00 WIB , namun setelah peristiwa terjadi, Samiran beserta istrinya tinggal di rumah anak nya.
Sementara itu warga bersama Banser dan Ansor sudah membantu membersihkan puing puing rumah dan selanjutnya menunggu bantuan dari BPBD Kabupaten Probolinggo.

Dilain pihak Pemerintah Desa setempat sedang dalam proses mengajukan dana stimulan bantuan rumah roboh , sedangkan BPBD Kabupaten Probolinggo meluncur, dengan membawa terpal, makanan siap saji, family kit guna diberikan kepada Sariman. Menurut informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa rumah roboh terjadi, ketika hujan gerimis yang disertai angin kencang.

Sejak awal tahun hingga pekan pertama bulan September, bencana alam silih berganti melanda. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat, sebanyak 73 peristiwa terjadi yang mayoritas merupakan angin kencang.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo Sugeng Suprisayoga mengatakan bahwa bencana alam yang terjadi merupakan gejala alam lumrah terjadi. Sehingga perlu dilakukan mitigasi bencana agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisasi.

“Sudah ada 73 kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Probolinggo. Tentunya perlu meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya.

Dari total bencana yang terjadi, bencana angin kencang masih menjadi bencana paling sering terjadi. Tercatat hingga Kamis (3/9) sebanyak 30 kejadian angin kencang melanda beberapa wilayah. “Angin kencang paling banyak, yang terjadi di Kecamatan Paiton, Pakuniran, Kotaanyar, Pajarakan, Tiris, Kuripan, Lumbang, Leces dan Wonomerto,” katanya.

Menurutnya potensi angin kencang masih dapat terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Sebab dari info BMKG menyebutkan, angin kencang masih dapat terjadi. Sehingga masyarakat harus lebih meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan aktivitasnya.

“Kami sudah melakukan pemetaan wilayah, namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan. Sebab kondisi alam susah untuk ditebak,” tandasnya.

Selain itu bencana yang menjadi urutan tertinggi kedua adalah bencana banjir. Dari data yang ada, setidaknya ada 18 kejadian banjir, yang terjadi saat musim hujan tiba. Wilayah yang terdampak merupakan daerah dekat dengan sungai dan kawasan pesisir yang terkan banjir rob.

“Banjir terjadi di Kecamatan Gending, Dringu, Krejengan, Kraksaan. Umumnya wilayah yang terdampak merupakan daerah aliran sungai besar dan tepi pantai,” lanjutnya.

Yoga menambahkan, di musim kemarau pihaknya mewaspadai terjadinya kekeringan di beberapa wilayah.

“Contohnya di Desa Gunung Geni yang beberapa kali sudah kami dropping air bersih untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Wilayah lain juga masuk kawasan rawan kekeringan hingga saat ini masih terus kami pantau,” tambahnya.(Wap)

Tags: