Jaring Potensi Milenial, Disbudpar Jatim Gelar Audisi Tari

Peserta audisi Penari Milenial yang digelar Disbudpar Provinsi Jatim di Bakorwil V Jember, Selasa (10/12) kemarin. [effendi]

Jember, Bhirawa
Gali potensi penari dari kaum milenial, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur merekrut penari milenial berbakat melalui audisi. Mereka yang lolos dalam audisi akan menjadi penari Jawa Timur di bawah bendera Disbudpar Jawa Timur.
Dian Wahyu Wibisono dari UPT Pengembangan Pemberdayaan Lembaga Seni dan Ekonomi Kreatif Disbudpar Provinsi Jawa Timur, mengaku animo pendaftar cukup tinggi. Berdasarkan data ada sekitar 400 penari milenial berbakat mendaftar diri secara online dari seluruh Kabupaten/Kota se Jawa Timur.
“Dari seluruh pendaftar, nantinya diambil 50 penari milenial berbakat melalui audisi ini. Ke 50 penari melenial yang lolos dalam audisi, akan diseleksi kembali di Taman Candra Wilwatikta Pandaan untuk menentukan 10 penari terbaik, 15 penari baik dan 25 penari berbakat. Mereka nanti akan menjadi penari Jawa Timur di bawah Disbudpar Jatim,” ujar Dian Wahyu Wibisono kepada Bhirawa di Aula Bakorwil V Jember, Selasa (10/12) kemarin.
Bagi yang tak lolos seleksi (audisi), Dian Wahyu berharap, agar tidak berkecil hati. Karena nama-nama yang ikut audisi sudah masuk di database lembaganya. ”Mereka yang tak lolos, masuk dalam database kami, dan sewaktu-waktu akan kita undang kembali, karena kami punya Program Candra Tarian Kolosal yang nantinya akan melibatkan para penari milenial yang sudah masuk dalam database,” ungkapnya.
Menurut Dian, para peserta audisi ini bukan hanya menguasai tradisional saja, tarian apapun sesuai dengan kampuannya dan bakat yang dimiliki. Sebab pihaknya tidak mencatumkan kriteria tarian secara spesifikasi dalam pendaftaran, baik tarian tradisional, tarian modern bisa mendaftarkan diri dalam audisi. Pesertanya pun bisa dari sanggar tari maupun mewakili sekolah, dengan batasan usia maksimal 25 tahun dan tinggi badan 160 cm.
Audisi yang digelar Disbudpar Provinsi Jatim ini bertujuan untuk menggali potensi milenial di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Dan tak mungkin menggelar audisi di masing – masing kabupaten/kota di Jawa Timur, sehingga audisi ini dipusatkan di Bakorwil. Yakni di Bakorwil Madiun, Bojonegoro, Pamekasan, Malang, dan Bakorwil V Jember.
Audisi yang digelar di Bakorwil V Jember, diikuti para penari milenial dari Kab Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang dan Kabupaten/Kota Probolinggo. Para peserta menunjukkan tiga jenis tarian dihadapan juri Winarto pemilik sanggar Malang Dance Company
“Saya tadi menampilkan Tarian Jajar Gandrung Jaran Dawuk, Niskala Seblang dan Cunduk Menur yang semuanya tarian tradisional khas Banyuwangi,” ujar Manisa Natalia salah satu peserta asal Baanyuwangi mewakili salah satu lembaha sekolah SMU di Banyuwangi.
Manisa mengaku, audisi ini baru pertama kali diikuti dan bersaing dengan penari berbakat lain yang berasal dari beberapa kabupaten. Meskipun saingannya cukup berat, Manisa berharap bisa lolos audisi. ”Harapan saya lolos, tapi kalaupun gak lolos tidak apa – apa, sebab bisa dibuat pengalaman,” ujarnya tersenyum.
Hal senada juga disampaikan Bunda Yeni pemilik Sanggar Tari Candra Kirana Jember. Menurut Bunda Yeni, ia hadir menyaksikan audisi untuk murid sanggarnya. ”Saya mendaftarkan satu murid saja untuk ikut audisi. Karena dari semua murid sanggar, hanya satu orang yang masuk kriteria dengan tinggi badan minimal 160 cm. Mudah-mudahan bisa lolos, karena saingannya cukup ketat,” optimisnya.
Potensi serta bakat yang ditunjukkan oleh para peserta dalam audisi mendapat respon positif dari Winarto Wikram yang menjadi juri tunggal audisi. Menurut owner Sanggar Malang Dance Company ini, peserta audisi kebanyakan memiliki kemampuan yang baik. Namun karena masih usia muda cara menarinya masih kurang. Rata – rata mereka menonjolkan fisikal. Menari itu bukan hanya fisik, tapi juga dari hati (penjiwaan). ”Tapi ada satu dua penari yang menarinya sudah lengkap ada fisikalnya dan penghayatannya bagus,” ujarnya.
Untuk menjadi seorang penari profesional, kata Winarto, ada tiga hal yang menjadi kunci sukses. Yang pertama disiplin, memiliki rasa mengabdi, dan menikmati. ”Disiplin dalam berlatih, memilki rasa mengabdi artinya sesibuk apapun kita tidak lupa melatih diri, dan menikmati setiap gerak – gerik tarian itu. Kalau tiga kunci itu sudah dikuasai, saya yakin kalian akan menjadi penari profesional,” wejangnya .
Sementara, Kepala Bakorwil Jember yang diwakili Kabid Kemasyarakatan, Mamok Bisowarno menghimbau agar para peserta audisi yang tidak patah arang, karena semua peserta audisi masuk dalam database di Disbudpar Prov Jatim dan akan diundang jika ada event berskala besar. Selain itu, Bakorwil juga menyediakan tempat bagi milenial untuk mengasah talennya di East Java Super Corridor (EJSC).
“Di Gedung EJSC yang ada di Bakorwil V Jember, ada yang namanya Milenial Job Centre (MJC). Dalam MJC itu, tempat para talent untuk mengasah kamampuan yang dimilikinya. Silahkan dan manfaatkan EJSC ini,” tandasnya. [efi]

Tags: