Jaringan Gas Tuntas, Keadilan Meluas

Oleh :
Wahyu Kuncoro SN
Wartawan Harian Bhirawa 

Perluasan pembangunan jaringan gas bumi (Jargas) ke rumah tangga harus terus dilakukan pemerintah. Langkah ini bukan saja berkaitan grand design energi nasional yang ingin mengurangi penggunaan BBM, tetapi juga menunjukkan sikap pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial. Kebijakan jargas tidak bisa hanya dipahami sebagai hitungan-hitungan dalam dimensi konsumsi energi semata, tetapi kebijakan Jargas ini juga memiliki dimensi yang lebih luas lagi karena menyangkut rasa keadilan masyarakat.
Terpasangnya Jargas bermakna keberpihakan pemerintah kepada masyarakat kecil (rumah tangga). Karena terbukti tersambungnya jargas bisa menekan pengeluaran keuangan rumah tangga dan sekaligus bisa menggairahkan sektor industri rumahan (home industry). Selain itu, kalau pemerintah memberi prioritas pembangunan jargas bagi wilayah-wilayah yang memiliki kekayaan gas, maka berarti pemerintah juga telah menegaskan sikapnya dalam mewujudkan rasa keadilan masyarakat.
Kita jangan sampai mengulangi sejarah lama, yakni negara sibuk mengeksploitasi kekayaan alam milik daerah, sementara masyarakat daerah tersebut dibiarkan tetap miskin. Konflik Papua yang sampai hari ini terus terjadi adalah buah dari ketidakberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan warga setempat. Oleh karena itu, publik patut mengapresiasi langkah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan memprioritaskan pembangunan Jargas bagi wilayah penghasil gas bumi. Meski agak terlambat, program Jargas yang mulai dilakukan pemerintah sejak 2009 lalu perlahan mulai dirasakan masyarakat banyak manfaatnya. Perluasan Jargas juga bisa menjadi langkah alternatif lain dalam mengentaskan kemiskinan di daerah.
Pilihan Tepat
Penggunaan gas bumi merupakan pilihan tepat di tengah fluktuasi harga minyak dunia yang otomatis berpengaruh terhadap subsidi yang harus ditanggung pemerintah. Untuk mendukung pengembangan gas bumi, harus ditunjang berbagai rencana peningkatan pemanfaatan, seperti rencana pembangunan jaringan distribusi gas bumi yang terpadu, agar dapat memicu pertumbuhan pasar gas, ekonomi pengembangan wilayah dan pembukaan lapangan kerja.
Beberapa penelitian yang dilakukan misalnya menunjukkan ada pengurangan biaya produksi yang signifikan bagi industri rumahan yang beralih dari LPG ke Jargas. Pengurangan biaya produksi tersebut pada gilirannya tentu akan membuat harga produksi yang ditetapka penjual juga akan semakin kompetitif. Artinya pemakaian Jargas ini bisa berdampak pada pergerakan perekonomian masyarakat. Nah, kalau jaringan gas ini bisa terus diperluas pemakaiannya, maka dengan sendirinya akan ikut menyelamatan industri rumahan dari tekanan kebutuhan energi. Pemanfaatan gas bumi bukan saja akan membantu kehidupan rumah tangga atau home industry saja, tetapi keberadaan jargas ini juga menjadi penopang industri yang ada di daerah. Singkatnya, perluasan pemakaian jargas bisa menjadi sarana untuk pemerataan pembangunan. Dengan demikian pemakaian jargas harus terus digalakkan melalui penyediaan infrastruktur jaringan gas atau jargas bagi rumah tangga.
Pemerintah harus berupaya melakukan pemerataan pembangunan, salah satunya melalui jargas. Perlu juga diingatkan perlunya mempersiapkan sosialisasi yang matang sebelum pemasangan jaringan ke rumah warga, pasalnya banyak masyarakat yang belum masih khawatir terhadap keamanan dari jargas dibanding energi lain yang biasa digunakan untuk kebutuhan memasak, yakni tabung elpiji. Masih ada masyarakat yang belum bersedia untuk memasangkan pipa ke rumah tangga oleh karena itu perlu sosialisasi dulu bahwa pipa gas lebih aman, lebih efektif dan efisien. Masyarakat tidak perlu repot beli tabung elpiji dan hitungannya lebih hemat.
Peralihan penggunaan bahan bakar di masyarakat menunjukan bahwa masyarakat sudah mulai sadar akan manfaat menggunakan gas yang jelas lebih ekonomis ketimbang menggunakan minyak atau gas bumi dalam bentuk LPG. Karena itu pemerataan pembangunan jargas harus terus ditingkatkan agar bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Dorong Pemda Proaktif
Komitmen pemerintah melalui Kementerian ESDM yang akan memprioritaskan pembangunan Jargas untuk daerah penghasil tentu harus diapresiasi positif. Untuk itu, pemerintah daerah yang wilayahnya menghasilkan gas bumi harus secara pro-aktif memetakan kondisi daerahnya agar program Jargas yang digagas pemerintah pusat bisa tepat sasaran. Keinginan pusat untuk membangun jargas di daerah harus nyambung dengan kebutuhan daerah.
Pemerintah daerah harus bisa memastikan titik wilayah pembangunan jargas yang bisa memantik pergerakan ekonomi daerah tersebut. Jadi bukan sekadar membangun jargas, namun efek dan dampak yang ditimbulkan tidak signifikan. Nah itu tentu butuh kajian mendalam pemerintah daerah setempat. Kajian mendalam itu diperlukan agar pembangunan Jargas bukan sekadar latah atau ikut-ikutan, tetapi benar-benar sesuai kebutuhan. Singkatnya antara pusat dan daerah harus duduk bersama untuk menghitung berapa kebutuhan dan wilayah mana yang tepat untuk dibangun jargas.
Kita patut optimis bahwa keberadaan energi gas bumi, bisa menghubungkan antara satu wilayah ke wilayah lain di seluruh Tanah Air agar tingkat kesejahteraan tercipta secara adil. Artinya, gas bumi bisa digunakan untuk aktivitas perekonomian. Tidak dipungkiri, penggunaan energi seperti gas bumi lebih murah, lebih terjangkau, dan lebih mudah digunakan bagi masyarakat.
Ketersediaan energi di Indonesia sangat dibutuhkan untuk memacu laju perekonomian. Tingkat ketimpangan antara satu wilayah dengan wilayah lain penting dihilangkan yang salah satunya adalah dengan memacu aktivitas perekonomian. Di sini, ketersediaan energi menjadi strategis. Energi gas bumi, misalnya, bisa menghubungkan antara satu wilayah ke wilayah lain di seluruh Tanah Air agar tingkat kesejahteraan tercipta secara adil. Artinya, gas bumi bisa digunakan untuk aktivitas perekonomian. Tidak dipungkiri, penggunaan energi seperti gas bumi lebih murah, lebih terjangkau, dan lebih mudah digunakan bagi masyarakat. Setidaknya ada dua aspek penghematan yang dapat dirasakan dari penggunaan jaringan gas. Pertama, penghematan pembayaran pelanggan. Kedua, penghematan subsidi. Bahkan, dengan semakin banyak rumah tangga yang memakai gas bumi maka konsumsi Liquified Petroleum Gas (LPG/elpiji) bisa ditekan.
Gas bumi adalah energi yang murah. Sambungan gas ke rumah tangga lebih praktis. Konsumen, tak perlu repot-repot ke warung dan menggendong tabung gas ketika gas di rumah habis. Namun demikian, pemanfaatan gas di dalam negeri bukan tanpa tantangan. Tantangan utama dalam pemanfaatan gas domestik adalah pembangunan infrastruktur dan teknologi yang digunakan dalam distribusi gas. Tantangan lain adalah Indonesia dituntut untuk lebih kompetitif dengan cara harga gas lebih kompetitif guna mengakomodasi kebutuhan pelaku industri, termasuk rumah tangga.
Tantangan berikutnya adalah bahwa Indonesia harus mampu mengelola antara kebutuhan untuk percepatan pembangunan tapi di saat yang sama harus menjadi efisien. Maka dengan demikian, pemerintah harus terus memperluas jaringan gas bumi di berbagai daerah. Makin luas jaringan gas bumi, maka makin banyak masyarakat yang bisa menikmati manfaat bahan bakar gas bumi ini.
Wallahu’alam Bhish-shawwab

———- *** ————

Rate this article!
Tags: