Jasmas Kades Soroti Kesehatan Tenaga Kerja

Jaringan Aspirasi MasyarakatSidoarjo, Bhirawa
Hasil evaluasi terhadap kinerja Pemkab Sidoarjo melalui Jaringan Aspirasi Masyarakat (Jasmas) yang dilakukan Paguyuban Kades se Sidoarjo dan Sidoarjo Forum. Ada empat bidang yang menjadi sorotan utama, yakni masalah pelayanan kesehatan, penempatan tenaga kerja, infrastruktur dan masalah pendidikan.
Sejak dibuka Posko Jasmas sejak 24 Mei 2015 lalu, hingga kini sudah terkumpul sekitar 60 ribu aspirasi, yang terkumpul dari enam titik lokasi, diantaranya Posko Jl KH Mukmin Kec Sidoarjo, Desa Kandangan Kec Krembung, Jl Bambang Juwono Km 35 Balongbendo, Desa Pademonegoro RT 3/RW 1 Kec Sukodono, Ruko Harmony City Center Trosobo Kec Taman, serta Jl Sapujagat Desa Sidokepung, Kec Buduran.
Menurut Ketua Paguyuban Kades se Sidoarjo Supriyadi SH yang didampingi Ketua Sidoarjo Forum Heru Sastrawan, Selasa (16/6) mengatakan, kalau sejak dibuka jaring asprirasi masyarakat terhadap kinerja Pemkab Sidoarjo, kami sudah membukanya sekitar 50% nya. Hasil sementara yang menjadi sorotan masyarakat, terbanyak pada pola penanganan kesehatan. ”Kondisi Sidoarjo kini, ternyata masih banyak anak-anak yang kurang bizi. Penyakit gizi buruk masih menghantui warga Sidoarjo, hampir di semua kecamatan juga terserang,” katanya.
Selain penanganan masalah kesehatan, masalah tenaga kerja juga menjadi sorotan, termasuk masalah infrastruktur, serta masalah pendidikan juga menjadi sorotan berikutnya. Diantaranya masih banyak pengangguran serta kurang meratanya lapangan pekerjaan yang ada. ”Bursa kerja yang sering dilakukan Pemkab Sidoarjo, ternyata masih dianggap kurang pas bagi para pencari kerja,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Ika Harnasti mengatakan, kalau perkembangan gizi buruk di Sidoarjo tiap tahunnya sudah mengalami penurunan. Hingga tahun ini tinggal sekitar 18 kasus. Dan Dinas Kesehatan tiap tahunnya telah menurunkan tim pemantau gizi buruk yang melibatkan dari beberapa sektor. ”Manfaatnya kekurangan gizi buruk bisa ditemukan secara dini, itu akan lebih baik daripada terlanjur parah dan tak bisa ditangani,” katanya.
Disisi lain tiap desa juga sudah ada pemantau melalui Posyandu serta penimbangan bayi di tiap-tiap desa. Jadi kita juga bisa memantau dari situ, seandainya ditemukan berat badannya kurang agar bisa cepat ditangani sehingga tak masuk dalam kategori gizi buruk. Bantuan juga diberikan pemerintah daerah maupun tingkat provinsi.
Setiap seminggu sekali mereka yang mendapatkan bantuan bisa mengambil satu paket-satu paket. Isinya 250 paket susu dan dua set boneka panggung. Banyak dan sedikitnya bantuan itu berdasarkan kebutuhan, atau banyaknya warga yang membutuhkan bantuan gizi buruk itu. ”Bantuan ini bertujuan untuk memotivasi, agar orang tua memberikan perhatian terhadap gizi anak-anaknya,” ujar dr Ika Harnasti.
Disamping itu, Jasmas ini bertujuan untuk menjaring calon pemimpin yang ideal bagi Sidoarjo mendatang, berdasarkan masyarakat dan bukan dari elit saja. Juga mendengarkan isu masyarakat terhadap masalah yang mendesak. ”Nantinya hasil Jasmas ini akan dibukukan dan menjadi bagian dari kontrak politik pasangan calon bupati mendatang,” tegas Supriyadi. [ach]

Tags: