Jatim Alami Deflasi 0,09%

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Selama Maret 2017, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. DeflasiĀ  tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,29 persen, sedangkan terendah terjadi di Surabaya dan Madiun sebesar 0,06 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan, Setelah Probolinggo, wilayah yang terjadi deflasi adalah Sumenep 0,65 persen, Banyuwangi 0,20 persen, Kediri 0,13 persen, dan Malang 0,09 persen.
“Deflasi biasanya terjadi di bulan Februari, kita mengalami sedikit perlambatan. Meskipun inflasi di Februari lalu cukup rendah, tetapi kita gagal deflasi di Februari dan baru terjadi di bulan Maret lalu,” kata Teguh, Senin (3/4).
Dijelaskannya, komoditas utama pendorongan deflasi di Jatim adalah turunnya harga beras, tarif pulsa atau ponsel, harga cabai rawit, daging ayam, telur, cabai merah, bawang putih, tomat sayur, semen, dan jagung manis. “Sedangkan untuk komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi adalah naiknya angkutan udara, tarif listrik 900 Watt, sayur wortel dan bensin,” paparnya
Lebih lanjut, Teguh mengatakan, sejak Maret 2008 hingga Maret 2017, Jatim hanya dua kali mengalami deflasi yaitu pada Maret 2010 sebesar 0,21 persen dan Maret 2017 sebesar 0,09 persen. Selebihnya terjadi inflasi. Bahkan pada Maret 2008, inflasi di Jatim mencapai 1,26 persen
Sementara dari keseluruhan, data BPS menyebutkan seluruh ibu kota provinsi di Pulau Jawa mengalami deflasi, dan terendah terjadi di Serang dan DKI Jakarta, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Semarang yang mencapai 0,14 persen, di Bandung 0,02 persen, kemudian Yogyakarta 0,06 persen, atau sama seperti Surabaya. [rac]

Rate this article!
Jatim Alami Deflasi 0,09%,5 / 5 ( 1votes )
Tags: