Jatim Gagal Gelar Ujian Paket A Gelombang Dua

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim tampaknya harus lebih gencar menyosiasialisasikan keberadaan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK). Khususnya ujian kejar Paket A yang kian sepi peminat setiap tahunnya. Bahkan tahun ini, ujian paket yang setara dengan sekolah dasar ini gagal digelar untuk gelombang kedua.
Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dindik Surabaya Abdun Nasor mengakui kekurangan itu. Dia menuturkan, tak satu pun dari 38 kabupaten/kota di Jatim yang mengusulkan daftar nominasi peserta ujian Paket A gelombang kedua. Sehingga ujian negara yang semestinya dijadwal akhir bulan lalu terpaksa ditiadakan untuk seluruh Jatim.
“Padahal ini peluang bagi peserta yang nilainya kurang pada ujian Paket A gelombang satu untuk melakukan perbaikan. Tapi nyatanya dari daerah tidak ada yang mengusulkan,” sesal Nasor saat ditemui di Kantor Dindik Jatim Jalan Gentengkali 33 Surabaya, Senin (10/8).
Terkait kegagalan ini, Dindik Jatim tidak dapat memberikan toleransi. Lantaran jadwal yang direncanakan sudah lewat, maka warga belajar yang ingin melakukan perbaikan hanya bisa mengikuti tahun depan. “Ya diikutkan tahun depan. Tahun ini sudah tidak ada lagi,” kata dia.
Ditanya soal pelaksanaan ujian tiga kali pada tahun depan, Nasor belum bisa menjawab pasti. Hanya saja jika rencana itu berlaku untuk UN formal, maka ujian paket pun akan mengikuti. “Kita masih menunggu petunjuk teknis dari pusat,” tutur dia.
Sementara itu, Ketua DPD Forum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kota Surabaya Imam Rochani menjelaskan, Surabaya tidak menggelar ujian Paket A lantaran peserta yang terlalu minim. “Kalau peserta yang hadir sedikit, ya tentu saja biaya yang dikeluarkan tetap banyak. Jadi bisa dikatakan rugi. Jadi sekalian tidak diadakan saja atau dilanjutkan tahun depan,” terang Ketua PKBM Budi Utama tersebut.
Kondisi tersebut jika dipaksakan akan membuat kerugian. Karena itu, pihaknya memilih untuk meniadakan tahun ini. Ini berbeda dengan UNPK Paket C dan B yang sempat menggelar ujian susulan. “Susulan Paket B dan C saja sudah banyak yang tidak ikut. Karena itu, Paket A kita tiadakan saja,” tambahnya.
Peserta susulan adalah peserta yang sudah mendaftarkan diri sebagai peserta ujian namun tidak bisa hadir saat ujian berlangsung. “Bukan pendaftar baru. Peserta susulan adalah peserta yang sudah daftar di ujian kejar paket utama, namun mereka tidak bisa hadir,” imbuhnya.
Karena tidak ada UNPK Paket A susulan, peserta tetap memiliki kesempatan untuk mengikuti ujian kesetaraan pada tahun depan. Tentu saja, mereka harus mendaftarkan diri lagi sebagai peserta ujian. Imam mengimbau kepada seluruh peserta untuk memanfaatkan kesempatan ujian dengan sebaik-baiknya. Karena untuk ikut ujian, peserta tidak ditarik biaya sepeser pun. [tam]

Tags: