Jatim Jadi Lumbung Pelaku Ekonomi Syariah

ekonomi-syariahPemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menyatakan, jika saat ini Jatim menjadi lumbung pelaku ekonomi syariah. Hal ini dilihat dari 92,46 persen dari 38,48 juta penduduk Jatim beragama Islam dengan karakter religius dan terbuka.
“Di Jatim terdapat 6.003 pondok pesantren yang keberadaanya diakui secara nasional dan internasional, dengan jumlah santri di Jatim mencapai hampir satu juta jiwa. Ini belum termasuk para alumni pondok pesantren yang tersebar di Indonesia serta Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Saudi Arabia dan negara lainnya,” ujar Saifullah Yusuf saat Pembukaan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2016 di Convex Grand City Surabaya, Kamis (27/10) malam.
Menyadari hal tersebut, ia menjelaskan, Pemprov Jatim terus mengembangkan ekonomi berbasis pesantren. Sejak 2011, Pemprov Jatim mengembangkan koperasi pondok pesantren (koppontren) dengan fokus antara lain membentuk unit jasa keuangan syariah.
Dalam ekonomi Jatim, menurutnya, peranan UMKM sangat penting. Kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim mencapai 54,98 pesen. Dalam konteks ini perbankan syariah memperlihatkan pemihakan yang sangat tegas terhadap pengembangan UMKM. “Rasio rekening pembiayaan UMKM dari perbankan syariah mencapai 84,24 persen,” jelas Gus Ipul sapaan lekat Wagub Jatim.
Berdasarkan data Bank Indonesia perwakilan Jatim triwulan II 2016, rata-rata rekening pembiayaan rekening syariah sebesar Rp43,56 juta. Sekitar 97,08 persen pembiayaan perbankan syariah kepada UMKM disalurkan kepada usaha berskala mikro.
Lebih lanjut disampaikannya, pengembangan ekonomi syariah terus diakselerasikan di Jatim. Salah satu langkah pengembangannya yakni Satuan Tugas Akselerasi Ekonomi Syariah (Satu Akses) Provinsi Jatim telah dikukuhkan pada Selasa (25/10) lalu.
“Ini adalah ikhtiar kami untuk menggerakakan, mengembangkan dan mengakselerasikan ekonomi syariah secara masif. Salah satu ikhitiarnya adalah membangun sinerfgi antar organisasi atau penggiat ekonomi syariah yang mengacu pada blueprint dan strategi yang telah disusun,” katanya.
Gus Ipul ingin membangun optimisme di tengah perkembangan demokrasi global dewasa ini. Semua perkembangan berpotensi menjadi berita baik dari Indonesia untuk dunia diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, melahirkan kesejahteraan, dan bisa menjadi contoh negara lain.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, ISEF merupakan salah satu kegiatan ekonomi dan keuangan syariah yang menyatukan pengembangan keuangan syariah dan kegiatan ekonomi di sektor riil. ISEF bagian dari peran aktif dalam memperkuat ekonomi dan keuangan syariah secara nasional.
Ia menilai, stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Keuangan dan ekonomi syariah juga diperlukan sebagai pendobrak ekonomi dalam negeri.
“Stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, masih diperlukan tambahan tenaga termasuk dukungan dari ekonomi dan keuangan syariah,” katanya.
Namun sayangnya, keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia belum begitu berkembang. Diperlukan upaya khusus, meningkat pangsa pasar perbankan syariah saja baru sekira 5 persen. “Berbagai upaya untuk meningkatkan ekonomi syariah diyakini bisa merangkul masyarakat yang belum terjangkau bank konvensional,” imbuhnya. [iib]

Tags: