Jatim Jadi Pilot Project Pengembangan Keuangan Syariah

Kepala Perwakilan BI Jember Achmad Bunyamin.

Jember, Bhirawa
Jawa Timur kembali dijadikan pilot project pengembangan ekononi dan keuangan syariah secara nasional. ini dikarenakan  indikator perbankan menjukkan adanya peningkatan total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Finance to Deposito Ratio (FDR) terua menunjukkan peningkatan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI)  Jember Achmad Bunyamin mengatakan, pengembangan ekonomi syariah dinilai memiliki potensi besar untuk diimplementasikan di Indonesia. Apalagi didukung oleh sumber daya manusia, baik dari sisi potensi jumlah penduduk muslim yang besar, maupun budaya masyarakat serta potensi peran pesantren sebagai media pendidikan di daerah.
“Dengan potensi yang sangat luar biasa itu, semestinya potensi ekonomi syariah  tumbuh dengan pesat. Sehingga kita push di situ, dan Jawa Timur (Surabaya) dipilih sebagai tempat untuk gelaran ISEF 2017 yang akan digelar 7 – 11 November 2017,” ujar Achmad Bunyamin kepada wartawan kemarin.
Pak Nyam panggilan singkat Achmad Bunyamin mengaku banyak indikator terpilihnya Jawa Timur sebagai pilot project pengembangan ekononi dan keuangan syariah. Selain indikator perbankan yang terus meningkat, ditinjau dari  jumlah penduduk, terdapat  potensi penduduk muslim di Jawa Timur yang besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Timur tahun 2012, jumlah penduduk Jawa Timur adalah sekitar 37.87 juta jiwa dengan 36,65 juta jiwa (96,76%) pemeluk agama Islam. Di Jatim sendiri terdapat 6.003 pondok pesantren dengan jumlah santri 965.646 santri dan telah meluluskan santri dan santriwati yang berkualutas. “Hal ini tentunya menjadi basis massa bagi lembaga keuangan yang menerapkan prinsip syariah,” ujar Pak Nyam, kemarin.
Oleh karena itu, salah satu kegiatan ISEF  nanti mengeksplor atau memperkenalkan dan mengemukakan kemandirian desa yang berbasis pada ekonomi syariah. “Jadi lebih ke arah kehidupan ekonomi yang syar’i. Di Jatim, desa yang sudah mengarah basis ekonomi syariah  sudah banyak, diantaranya desa yang ada diwilayah kerja Bank Indonesia Jember (Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang),” ungkapnya pula.
Menurut Pak Nyam, pengembangan syariah perlu dukungan serta perhatian khusus agar terjadi akselerasi yang lebih cepat dan semakin baik. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan berupaya memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan ekonomi syariah di Jawa Timur, melalui blueprint yang diharapkan dapat memperjelas arah, tujuan, dan capaian dari target-target yang telah dicanangkan.
“Dukungan  pondok pesantren dan para ulama, serta peran aktif dan sinergi antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Pemerintah Daerah, Perbankan, Asosiasi,  Organisasi masyarakat Islam, diharapkan akselerasi ekonomi syariah di Jawa Timur melesat, bertumbuh dan berkembang dengan baik,” pungakasnya.
Rangkaiam kegiatan  ISEF 2017 nanti, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur beserta Bank Indonesia Malang, Kediri dan Jember, menggelar rangkaian road to ISEF 2017 di Provinsi Jawa Timur yang akan diumulai pada 6 – 28 Oktober 2017.
Kegiatan ini diwarnai dengan lomba-lomba bernuansa syariah dan islami. Yakni pemilihan duta ekonomi syariah, lomba da’i cilik, kompetisi entrepreneurship muda syariah, lomba kesenian daerah islami, dan lomba kaligrafi dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Lokasi pelaksanaan lomba diselenggarakan di beberapa kota, diantaranya Malang di Batu Town Square (6-7 Oktober 2017), Surabaya di Grand City Mall (14-15 Oktober 2017), Jember di Lippo Mall Jember (21-22 Oktober 2017), Kediri di Bank Indonesia Kediri (27-28 Oktober 2017).
Untuk pendaftaran peserta, dapat dilakukan melalui website resmi Road To Isef Jawa Timur  www.roadtoisef.org. Mulai 11 – 29 September 2017. Nantinya, para pemenang lomba akan mewakili Provinsi Jawa Timur dalam Indonesia Shari’a Economic Festival di Grand City tanggal 7-11 November 2017. [efi]

Tags: