Jatim – Jateng Sepakat Jaga Ekosistem Sungai

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menerima buku hasil Kongres Sungai Indonesia I dari Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP sebagai tanda serah terima pelaksanaan Kongres Sungai Indonesia II.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menerima buku hasil Kongres Sungai Indonesia I dari Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP sebagai tanda serah terima pelaksanaan Kongres Sungai Indonesia II.

Pemprov Jatim, Bhrawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIp bertekad untuk terus menjaga ekosistem sungai. Tekad tersebut terlihat pada saat keduanya melaunching Kongres Sungai Indonesia II Tahun 2016 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (19/4).
Gubernur Soekarwo mengatakan, menjaga ekosistem sungai menjadi keharusan. Tujuannya utamanya adalah jika sungai di Jatim bersih dan terjaga, maka ekosistem maupun habitat baik hewan maupun tumbuhan akan terjaga dengan baik.
Menjaga ekosistem sungai, menjadi budaya yang harus digelorakan dan dibiasakan oleh setiap individu masyarakat. “Kegiatan ini akan membangun budaya prilaku masyarakat untuk hidup bersih dan menjaga lingkungan. Air bersih menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,” ungkapnya.
Peran sungai sangat penting sebagai unsur berlangsungnya siklus hidrologi. Fungsi dasar sungai bisa digunakan sebagai tempat aliran air. Fungsi lainnya yakni irigrasi, transportasi, budi daya perikanan dan sumber energi yang jika dikembangkan secara optimal akan mendukung kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dari air dan aliran sungai yang bersih akan menghasilkan produk pertanian yang baik dan bersih pula. Tak hanya itu, dari sungai yang bersih akan menghasilkan sumber air dan ikan yang baik untuk dikonsumsi bagi manusia. Keberadaan sungai yang bersih akan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi pendidikan dan pembelajaran yang baik.
“Kongres ini prinsip dasarnya adalah kongres menjaga lingkungan, yang dimulai dari asal mula air tersebut berada hingga memelihara ketersediaan air bagi manusia. Ini menjadi bagian dari peradaban cara menghargai air. Siapa yang menghargai air akan member nilai tambah pula bagi kehidupan,” tuturnya.
Pencemaran limbah sungai terus menjadi perhatian dari Pemprov Jatim. Limbah domestik akan terus di kurangi sesuai dengan regulasi dan aturan-aturan dari pemerintah. Pemprov Jatim akan memaksimalkan jamban mulai dari pinggiran selatan kali Surabaya hingga Driyorejo. Sementara untuk masalah seperti pengerukan pasir sungai, Pakde Karwo menyerahkan sepenuhnya penangannya kepada aparat keamanan untuk menertibkan pengerukan pasir sungai secara illegal.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo SH MIp mengaku bahwa semua sepakat bahwa semua pihak harus menggelorakan dan menjaga ekosistem sungai. Semua sepakat untuk menjaga sungai, banyak dampak yang terjadi jika sungai tidak dijaga dengan baik.
“Semua sepakat untuk lebih menjaga sungai. Banyak kerugian di dalamnya seperti pencemaran lingkungan tinggi, banyak biota laut yang hilang dan mati, hilir sungai yang kacau, keperuntukan sungai yang keliru hingga peradaban sungainya menjadi rusak,” ujarnya.
Maka, Ganjar berkomitmen bersama Pakde Karwo untuk menata kembali ekosistem sungai yang rusak agar lebih di manfaatkan sebaiknya. Kongres sungai ini akan memberikan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap sungai.
Harapan dari adanya kongres sungai seperti ini di Indonesia, akan lahir gerakan gerakan masyarakat yang lebih kepada lingkungan terutama sungai. Harapan kita adalah memunculkan aktifis aktifis peduli lingkungan sungai.
“Kami berdua sangat serius dan berkomitmen untuk bersama-sama menjaga ekosistem sungai. Melalui gerakan ini, diharapkan muncul masyarakat yang meneriakkan kepedulian sungai. Masyarakat tidak segan lagi meneriakkan, jangan buang sampah sembarangan di sungai. Jangan membangun bangunan sembarangan di tepi sungai,” pungkasnya.  [iib]

Tags: