Jatim Loloskan 15 Karateka Pra PON Karate

Karate jatimSurabaya, Bhirawa
Kontingen karate Jatim hanya mampu menambah tiga medali perunggu pada gelaran Kejurnas Pra-PON di Gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan di hari terakhir, Selasa (27/10). Total, karateka-karateka Jatim meraih 2 emas, 2 perak dan 3 perunggu. Meski demikian, ke-15 atlet Jatim meraih tiket ke PON XIX/2016 Jawa Barat.
Sebelumnya, raihan medali Jatim disumbangkan oleh Umar Syarif dan Sisilia Agustiani Ora yang mendapat emas di hari pertama, Senin (25/10) kemarin. Untuk dua keping medali perak dipersembahkan oleh Yuswinda Eka Puspitasari dan Sutantio Renaldy. Peraih perunggu adalah Hirga Yoga dan kata beregu putra yang diperkuat Kevin Hidayat, Rafi Haidar dan Septian Adli.
Sementara satu keping medali perunggu ketiga didapat oleh Ifan kemarin. “Di hari kedua, Senin (26/10) kemarin, kami dapat dua perunggu dari Hirga dan kelas kata beregu putra. Dari perolehan medali, kami kalah oleh tuan rumah Sumatera Utara, DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan. Kemungkinan kami posisi keempat, masih belum tahu perangkingan terakhir,” kata pelatih Puslatda karate Jatim Robert Karly, seusai pertandingan, Selasa (27/10).
Dia mengakui sedikit kecewa dengan penampilan sejumlah anak asuhnya. Sebab, mereka memilih tampil aman ketika telah memastikan tiket sudah digenggam. “Anak-anak mengendurkan semangatnya melanjutkan pertandingan saat sudah meraih tiket. Seharusnya mereka tetap fight hingga akhir,” keluh Robert.
Meski demikian dia tetap bangga dengan hasil ini. Namun, Robert menyatakan telah menyiapkan program usai dari Medan. “Tetapi, anak-anak dapat libur lebih dulu. Setelah itu ada program persiapan hingga ke PON,” akunya.
“Salah satu materi yang akan kami genjot adalah psikis dan fisik atlet. Berdasarkan evaluasi, psikis dan fisik anak-anak bermasalah. Buktinya, semangat tarung kurang, begitu dapat tiket lolos seperti ndak minat melaju lebih jauh,” tambahnya.
Robert mengatakan akan segera membahas kebutuhan atlet hingga ke PON mendatang dengan pengurus FORKI Jatim. “Yang utama itu tadi, psikis dan fisik atlet. Perlu kami bahas dengan pengurus FORKI baiknya bagaimana,” pungkasnya. wwn

Tags: