Jatim Luncurkan Bantuan Alat Kesenian untuk Sekolah PPST

Merger SekolahDindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim kembali meluncurkan paket bantuan untuk sekolah-sekolah yang masuk dalam Paguyuban Peminat Seni Tradisi (PPST). Tahun ini, ada 22 sekolah yang akan menerima bantuan hibah untuk membeli alat kesenian.
Kepala UPT Pendidikan Pengembangan Kesenian (Dikbangkes) Dindik Jatim Efie Widjajanti mengatakan program hibah alat kesenian ini baru diberikan dalam tiga tahun terakhir. Sekolah-sekolah yang bisa mengajukan ialah sekolah yang masuk daftar sekolah PPST. “Melalui dana hibah ini, sekolah diharapkan dapat melengkapi alat kesenian seperti gamelan, wayang atau alat lainnya untuk mengembangkan seni tradisi di sekolah,” tutur Efie, Minggu (15/2).
Efie mengaku, saat ini di Jatim baru ada 120 sekolah yang sudah memiliki program PPST. Itupun terbagi mulai jenjang SD, SMP dan SMA/SMK. Padahal jumlah sekolah di Jatim dari tiga jenjang itu mencapai 28 ribu lembaga. Karena itu, Dindik Jatim setiap tahunnya memberikan dana hibah ini sebagai stimulan untuk mengenalkan seni tradisi. “Bantuan ini diberikan ke masing-masing sekolah dengan nominal antara Rp 50 juta  sampai Rp 100 juta. Selama tiga tahun ini, baru sekitar 70 sekolah yang sudah menerima bantuan,” kata dia.
Rendahnya jumlah sekolah yang memiliki PPST ini, diakui Efie lantaran berbagai persoalan. Di antaranya ialah tingginya biaya untuk membeli peralatan kesenian. Karena itu, banyak sekolah yang lebih memilih membentuk ekstrakurikuler drum band di banding kesenian. Selain itu, terbatasnya guru seni juga menjadi masalah tersendiri. Idealnya, satu sekolah PPST harus memiliki satu guru seni.
“Harga alat kesenian itu mahal sekali. Misalnya gamelan, dengan uang Rp100 juta saja paling dapatnya yang kualitasnya biasa-biasa saja. Makanya banyak sekolah lebih memilih drum band,” tutur Efie.
Meski jumlahnya masih sangat rendah, Efie yakin target untuk membentuk satu sekolah satu PPST akan dapat tercapai. Saat ini, sejumlah sekolah sudah memulai adanya kegiatan seni. Namun belum memiliki alat kesenian sendiri dan guru seni yang mengajar bukan berlatar belakang seni. “Kalau dari kegiatannya sudah ada, tinggal melengkapi mereka dengan sarana dan gurunya saja. Gurunya bisa kita latih dan itu sudah berjalan setiap tahun,” kata dia.
Pelestarian seni di sekolah ini tidak cukup dengan mendirikan PPST. Efie mengaku, para pelajar dan guru mesti memiliki ruang yang cukup untuk menampilkan kesenian mereka. Karena itu, setiap tahun Dindik Jatim selalu menggelar festival seni untuk guru dan pelajar. “Setiap bulan, kita juga berkeliling daerah menggelar pagelaran seni Padang Bulan. Tujuannya ya untuk melestarikan seni dengan memberi ruang kepada pelajar,” pungkas dia. [tam]

Tags: