Jawa Timur Masih Jadi Lahan Subur Idiologi ISIS

Prof Dr Ahmad Muzakky Sekretaris PW NU Jatim bersama Abdurrahman Ayub mantan Petinggi Jamaah Islamiyah memaparkan bahaya pemahaman radikalisme teroris dan ISIS, diaula Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar. [Ramadlan/bhirawa]

Prof Dr Ahmad Muzakky Sekretaris PW NU Jatim bersama Abdurrahman Ayub mantan Petinggi Jamaah Islamiyah memaparkan bahaya pemahaman radikalisme teroris dan ISIS, diaula Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar. [Ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Provensi Jatim masih menjadi daerah subur pengembangan faham Radikalisme Teroris Dan Islamic State Of Iraq dan Syiria (ISIS). Faham Radikalisme yang mengancam keutuhan bangsa ini kini telah menyebar di beberapa kabupaten dan kota khususnya pantura.
Hal ini disampaikan Sekretris PW NU Prof Dr. Ahmad Muzaky dalam Dialog Faham Radikalisme Teroris dan ISIS bertentangan dengan Faham Ahlussunah Wal Jamaah yang digelar BNPT bersama Sarbumusi di Aula Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Rabu (21/10). “Hampir seluruh daerah pinggiran di Jawa Timur telah dimasuki faham Radikal dan ISIS, dan polanya sebarnya sama,” ujarnya mengungkapkan.
Salah satu pola yang digunakan mereka penyebar faham radikal dan ISIS ini adalah melalui keluarga yakni adanya garis keturunan seperti yang ada di Magetan. Yang kedua adalah adanya kesamaan gerakan atau pola organisasi.
“Termasuk mereka memanfaatkan warga yang menjadi TKI dan TKW. Dan mereka ini di Jawa Timur jumlahnya sangat banyak,” imbuhnya seraya membeberkan beberapa daerah yang rawan diantaranya Surabaya, Malang, Madura dn juga Magetan.
Dr Muzakky menambahkan, tingginya penyebaran faham radikal ini harus mendapatkan perhatian semua pihak terutama kalangan pemerintah. Karena rata rata mereka yang direkrut adalah ekonomi lemah, meski belakang ada seorang berprofesi dokter.
“Karenannya pemerintah perlu memberikan sentuhan pembangunan khususnya di daerah pantura agar tidak ada ketimpangan. Dan juga program ekonomi untuk mereka,” tandasnya seraya kesenjangan ekonomi serta idiologi menjadi pemicu mereka ikut faham radikal dan ISIS ini.
Hal yang sama juga disampaikan Deputi II Bidang Peninadakan, BNPT, Mayjen Pol Arief Dharmawan bahwa Jawa Timur masih menjadi Basis faham radikal diantara 13 propinsi di Indonesia. Dan ini perlu mendapat perhatian semua pihak termasuk kalangan kyai dan pemuda. “Data di kita Jawa Timur merupakan salah satu basis, hampir semua daerah meski tidak semuanya telah terdeteksi adanya jaringan faham radikalesme dan ISIS ini,” tandasnya.
Sementara itu, Abdurrahman Ayub mantan Anggota Jamaah Islamiyah Mantiki Australia mengakui bahwa jaringan radikalisme masih berkembang di Indonesia. Pihaknya mengaku keluar dari Jamaah Islamiyah saat di Australia. Karena menilai ajaran yang di doktrinkan sudah mlenceng dari Islam yang sebenarnya. “Seperti mengkafirkan, menthoghutkan dan juga membunuh sesama muslim, ini yang harus dimaspadai di Indonesia. Apalagi baiat untuk menjadi anggota sekarang sudah bisa dengan Online,” tandasnya. [rur]

Tags: