Jatim Masih Sentra Palawija Terbesar di Indonesia

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Provinsi Jatim selain sebagai lumbung pangan padi dan jagung, juga merupakan salah satu sentra produksi palawija terbesar di Indonesia. Palawija yang dihasilkan antara lain ubi jalar, ketela pohon/ubi kayu, kacang tanah dan kacang hijau.
Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah mengatakan, dengan banyaknya tanaman palawija menjadikan Jatim kaya akan keanekaragaman makanan tambahan dan memperkuat ketahanan pangan.
Untuk produksi palawija ubi jalar basah berdasarkan Angka Sementara (ASEM), lanjut Sairi, pada 2014 produksi sebesar 312,45 ribu ton.  “Jumlah itu artinya turun sebesar 80,75 ribu ton atau -20,54 persen dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi ASEM ubi jalar pada 2014 karena adanya penurunan luas panen sebesar 5,66 ribu hektare atau -29,55 persen, sedangkan produktivitas naik 26,28 kuintal per hektare atau 12,79 persen,” katanya
Kemudian produksi ubi kayu basah ASEM 2014 sebesar 3,64 juta ton. Ini naik sebesar 34,10 ribu ton atau 0,95 persen dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi ubi kayu karena naiknya produktivitas 17,31 kuintal/hektare atau 8,09 persen, sedangkan luas panen menurun 11,10 ribu hektare atau -6,60 persen.
Disamping itu produksi palawija kacang tanah pada ASEM 2014 sebesar 188,49 ribu ton biji kering. “Jumlah itu artinya alami penurunan 19,48 ribu ton atau -9,37 persen dibandingkan produksi Angka Tetap (ATAP) tahun 2013. Penurunan produksi kacang tanah karena terjadi penurunan pada luas panen 10,13 hektare atau -6,75 persen, dan produktivitas sebesar 0,39 kuintal/hektare atau -2,81 persen,” katanya.
Sedangkan produksi kacang hijau ASEM 2014 sebesar 60,31 ribu ton biji kering naik 2,62 ribu ton atau 4,55 persen dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi kacang hijau terjadi karena naiknya luas panen sebesar 1,26 ribu hektare atau 2,58 persen dan tingkat produktivitas naik sebesar 0,23 kuintal/hektare 1,95 persen.
Dijelaskan Sairi, penyajian data produksi padi dan palawija dilakukan oleh BPS sebanyak lima kali dalam setahun dengan status angka yang berbeda. Yang pertama adalah pronoksa, angka prognosa ini diperoleh dari angka ramalan/perkiraan Januari-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir Desember tahun sebelumnya. Angka prognosa digunakan secara internal di pemerintahan dan tidak diumumkan kepada publik.
Kemudian Angka Ramalan I (ARAM I) merupakan angka ramalan/perkiraan produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April. ARAM I terdiri dari angka realisasi panen Januari-April dan angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April. ARAM II terdiri dari angka realisasi panen Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan September-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Agustus.
Angka Sementara (ASEM) merupakan angka realisasi panen Januari-Desember tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan. Angka Tetap (ATAP) adalah angka realisasi penuh satu tahun mulai Januari-Desember dan merupakan angka final. [rac]

Tags: