Jatim Meningkat 47 Persen, Surabaya Turun 71 Persen

Rumah Sakit di Surabaya mulai dipenuhi pasien balita dan anak yang terserang penyakit DBD, seperti di RSUD Dr M Soewandhi Surabaya, kemarin, Rabu (23/1). [trie diana]

Jumlah Penderita DBD Musim Hujan Tahun Ini
Surabaya, Bhirawa
Dinas Kesehatan Provinsi Jatim baru saja merilis jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), pada musim penghujan ini meningkat hingga 47 persen disbanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Penderita DBD di Jatim pada Januari 2019 sebanyak 1.634 orang, dimana 32 di antaranya meninggal dunia. Sementara di bulan yang sama tahun sebelumnya hanya 1.114 orang penderita DBD di Jatim.
“Biasanya kalau musim penghujan tiba, itu pasti akan diikuti dengan peningkatan penyakit DBD. Kalau angkanya, dibandingkan Januari 2018 itu kelihatan ada peningkatan sampai 47 persen. Dari 1.114 kasus meningkat menjadi 1.634 kasus,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Jatim, Siti Murtini, Rabu (23/1).
Berdasarkan data yang ada, kasus DBD tertinggi di Jatim pada Januari 2019 terjadi di Kabupaten Tulungagung dengan 223 kasus. Dari kesemuanya itu, tiga orang dinyatakan meninggal akibat penyakit tersebut. Peringkat kedua ditempati Kabupaten Kediri dengan 160 kasus penyakit DBD, dimana 10 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Selanjutnya ada Kabupaten Bojonegoro dengan 114 kasus penyakit DBD, dan dua orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Siti mengaku, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penyakit DBD di Jatim. Salah satunya dengan dikeluarkannya surat edaran dari Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, yang ditujukan kepada seluruh bupati/wali kota untuk melakukan gerakan-gerakan pemberantasan sarang nyamuk.
“Kita juga meningkatkan program terbaru yaitu satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik). Harapannya maka jentik yang di lingkungan rumah itu menjadi tidak ada. Kalau jentik tidak ada nyamuk tidak ada,” ungkapnya.
Sementara itu, jika di provinsi jumlah penderita meningkat hingga 47 persen, kondisi berbeda terjadi di Kota Surabaya. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita, tren penderita DBD di Kota Pahlawan justru mengalami penurunan drastis.
Febria mengatakan, di bulan Januari 2019 ada 12 orang menderita DBD di Surabaya. Angka ini turun hingga 71 persen dibanding tahun lalu yang ada 42 penderita DBD. Ke-12 orang penderita DBD di Surabaya ini sifatnya menyebar, tidak menumpuk di satu wilayah. Sehingga kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan pemaksimalan di seluruh wilayah, terlebih memasuki musim hujan.
Lebih lanjut, penurunan angka penderita DBD ini dikatakan Febria bisa terwujud atas upaya keras Pemkot Surabaya bersama warga Surabaya yang rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk di setiap kelurahan, RW dan RT. Kegiatan ini dilakukan setiap satu minggu sekali.
Dengan rutin, kegiatan PSN ini dilakukan secara maksimal dengan semangat agar warga Surabaya bebas DBD. Tidak hanya itu, keberhasilan langkah PSN ini juga dibuktikan dengan menurunnya angka penderita DBD di Surabaya yang meninggal dari tahun ke tahun.
“Di tahun 2017 ada sebanyak sebanyak 2 orang penderita yang meninggal. Di tahun 2018 ada 1 orang penderita yang meninggal. Di tahun 2019 semoga tidak ada penderita DBD yang meninggal, itu tekad kami,” tegasnya.
Pihaknya terus aktif melakukan pembinaan pada juru pemantau jentik nyamuk dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di kampung-kampung. Terutama juga di lingkungan yang padat penduduk.
Sementara, Anggota Komisi E DPRD Jatim, Agus Dono Wibawanto mendesak Dinkes Jatim untuk segera melakukan monitoring ke 38 Kabupaten/Kota terkait adanya kasus DBD. “Mengingat kasus DBD yang meningkat ini, Dinkes Jatim segera melakukan monitoring dan membantu semaksimal mungkin ke pada daerah yg berdampak cukup banyak kena DBD,” tegasnya.
Agus yang juga sebagai Ketua Fraksi Demokrat Jatim mengungkapkan bahwa kasus tersebut bisa segera diantisipasi. Sebab, cuaca yang cukup ekstrim selalu memunculkan jenis wabah yang cenderung tetap tiap tahunnya. “Hal ini harusnya selalu bisa d antisipasi dengan cara sosialisasi dan pencegahan secara preventif dan anggaran selalu sudah disediakan oleh dinas,” pungkasnya. [geh,iib]

Kasus Demam Berdarah di Jatim Bulan Januari 2019
Kab Tulungagung, Kasus 233, Meninggal Dunia 3 orang
Kab Kediri, Kasus 160, Meninggal Dunia 10 orang
Kab Bojonegoro, Kasus 114, Meninggal Dunia 2 orang
Kab Ngawi, Kasus 99, Meninggal Dunia 2 orang
Kab Blitar, Kasus 82 kasus, Meninggal Dunia 1 orang

Tags: