Jatim Optimis 2020 Jatim Bebas HIV/AIDS

Drg Ansarul Fahruda

Drg Ansarul Fahruda

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinkes Jatim optimis Jatim bebas HIV/AIDS dapat teralisasi tahun 2020 mendatang. Dinkes Jatim menargetkan Jatim zero kasus penyebaran HIV/AIDS pada tahun 2020 seiring dengan intensifnya kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut oleh berbagai pihak terkait.
“Ada tiga zero yang ingin dicapai dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Jatim. Yakni, zero penularan HIV/AIDS, zero kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan HIV/AIDS, dan zero stigma HIV/AIDS bagi ODHA. Ditargetkan tiga zero itu bisa terwujud pada tahun 2020,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan, Dinkes Jatim, Drg Ansarul Fahruda.
Ia mengatakan, guna mewujudkan tiga zero tersebut, Dinkes Jatim akan menggandeng semua pihak terkait, termasuk Dinkes di tingkat kota/kabupaten beserta jajarannya hingga tingkat desa dan kecamatan untuk aktif melakukan kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut. Tidak hanya dari sisi pemerintah, dinas juga melibatkan berbagai LSM, komunitas, dan aktivis yang berkonsentrasi di bidang HIV/AIDS untuk melakukan kegiatan pencegahan tersebut.
Ia menjelaskan, jumlah kasus HIV/AIDS di Jatim sejak awal ditemukan hingga pertengahan tahun 2016 sangat tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Tingginya kasus tersebut disebabkan karena banyaknya temuan baru kasus HIV/AIDS tersebut. Dari estimasi sebanyak 52.000 kasus HIV/AIDS, saat ini baru ditemukan sebanyak 31.000 kasus atau sekitar 50 persennya.
“Saat ini memang terlihat memiliki konotasi yang negatif karena diketahui banyak ditemukan kasus HIV/AIDS di Jatim. Namun, kita optimistis saja, temuan banyak kasus tersebut ke depannya merupakan sesuatu yang positif, karena kita lebih dulu mendeteksi kasus itu agar penderita bersangkutan memiliki gaya hidup yang sehat dan tidak menularkan penyakitnya tersebut ke orang lain,” terang Ansarul.
Untuk melayani pasien HIV/AIDS, Dinkes Jatim bersama dengan Dinkes kabupaten/kota memberikan pelayanan prima kepada para pasien HIV. Saat ini setidaknya terdapat 420 sarana diagnosis HIV berupa layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) dan layanan PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon) di seluruh puskesmas di 38 Kab/Kota se-Jatim.
Pemerintah juga  menyediakan Klinik perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) 46 Rumah sakit, Klinik LASS (jarum steril) 19 UPK, klinik IMS 202 UPK, klinik methadone 9 klinik, dan klinik PPIA 12 klinik. Selain itu untuk melakukan pencegahan, diagnosis dan pengobatan. Dinkes telah menyiapkan Obat Anti Retrovirus (ARV): Duviral, Neviral, Zidovudin, Nevirapin, Evafirens dan FDC (Fixed Dose Combination yang terdiri dari tenofofir, Lamifudin dan Evafiren) diberikan secara gratis kepada para pasien HIV/AIDS.
”Sampai saat ini layanan perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) ODHA memang masih terpusat pada rumah sakit. Jumlah rumah sakit yang memberikan layanan PDP di Jawa Timur sebanyanyak 46 rumah sakit. Jumlah tersebut tersebar di 34 kabupaten/kota,” ucapnya
Selain itu Dinkes telah melakukan kerja sama dengan Dinkes Kabupaten/kota untuk menyediakan layanan VCT dan PTRM di seluruh Puskemas yang ada. ” Sebagai salah satu ujung tombak layanan di daerah kita sudah kerja sama dengan Puskesemas di seluruh Jatim agar ada layanan setidaknya PTRM,” teragnya. [dna]

Tags: