Jatim Siapkan Jurusan Migas untuk SMK

16-minyak-dan-gas-migasDindik Jatim, Bhirawa
Program keahlian minyak bumi dan gas (Migas) untuk pendidikan kejuruan tidak hanya akan ditemui di Cepu, Jateng. Sebab, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim pada tahun ini telah merancang dibukanya program keahlian migas untuk peserta didik SMK.
SMK dengan program keahlian migas akan menjadi yang pertama kalinya ada di Jatim. Dikatakan Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi, program keahlian ini baru akan dibuka untuk satu daerah saja, yaitu Kabupaten Bojonegoro, alasannya daerah tersebut merupakan daerah yang kini cukup besar eksplorasinya di bidang migas.
Dengan demikian, hampir bisa dipastikan kebutuhan industri migas terhadap tenaga kerja ini akan sangat besar. “Membuka program keahlian itu memang harus di sesuaikan dengan potensi dan kebutuhan daerah setempat. Jika wilayah tersebut memang daerah yang industri eksplorasinya besar, maka kita wajib menyiapkan lulusan yang kompeten di bidangnya,” tutur Harun, Minggu (15/6).
Langkah untuk mengembangan pendidikan kejuruan di Jatim terus akan dilakukan. Menurut Harun, selain peningkatan kuantitas lembaga yang lebih banyak dibanding SMA, perluasan program keahlian SMK juga harus dilakukan. “Target kita mampu menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri. Karena itu kita buka program-program yang memang peluangnya besar dalam dunia kerja,” tutur Harun.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) dan Perti Dindik Jatim Hudiyono menambahkan, program keahlian migas ini telah siap memulai Penerimaan Peserta Didik Baru pada Juli mendatang. Sehingga pada tahun ajaran 2014/2015 program keahlian ini sudah dapat berjalan. Dia menegaskan, program keahlian ini akan dilaksanakan oleh SMKN 5 Bojonegoro. “Jadi tidak mendirikan sekolah baru. Sebab, kalau harus mendirikan dulu akan lama berdirinya dan menunggu persiapan anggaran yang tidak sedikit,” kata dia.
Hudiyono menegaskan, untuk memuluskan rancangan ini sesuai tujuannya, pihaknya mengaku telah menjalin kerjasama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN). Ini dilakukan agar materi dalam pembelajaran dapat sinkron dengan praktek saat di lapangan. Artinya, lulusan SMK benar-benar siap bekerja di industri bidang migas.
Selama ini permintaan industri terhadap lulusan SMK cukup besar. Sayang, jumlah yang berminat untuk mencari kerja tidak seimbang. Ini bisa jadi karena mereka melanjutkan kuliah atau berwirausaha. “Karena itu, kita buka program keahlian yang sesuai dengan industri,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: