Jatim Siapkan Standardisasi Internasional 11061

Kepala Dindik Jatim Dr Dindik Jatim Saiful Rachman dan Jhon Watson menunjukkan modul standardisasi jenis 11061 dan 11062.

Kepala Dindik Jatim Dr Dindik Jatim Saiful Rachman dan Jhon Watson menunjukkan modul standardisasi jenis 11061 dan 11062.

Dindik Jatim, Bhirawa
Tanggung jawab Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim kian besar menyusul implementasi UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Masa depan SMK dan SMA di Jatim meliputi Man, Money, Material (3M) akan beralih dari kabupaten/kota ke provinsi. Maka sejumlah persiapan pun kini mulai dilakukan. Baik dalam proses pelimpahan maupun strategi peningkatan mutu pendidikannya.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menegaskan, pihaknya berencana membuat standardisasi khusus  untuk guru-guru di Jatim. Hal itu kini telah digagas bersama City & Guilds, sebuah lembaga pemberi lisensi internasional yang berpusat di London, Inggris. “Ini semacam International Organization for Standardization atau ISO. Jadi kualifikasinya juga skala internasional,” kata Saiful dihubungi, Kamis (14/5).
Saiful menjelaskan, klasifikasi yang akan digunakan ialah jenis 11061, 11062 dan 11063. Masing-masing merupakan jenis standardisasi yang berbeda untuk guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. “Program ini akan kita mulai segera. Sasaran utamanya guru, kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK. Nanti baru dikembangkan ke jenjang lain,” tutur dia.
Saiful mengaku, selain menyambut UU No 23 Tahun 2014 juga menyambut momentum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dia berharap, dengan terstandardisasinya guru-guru di Jatim ini akan terlahir lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di pasar tenaga kerja global. “Asal tahu saja, beberapa waktu lalu Kadin Korsel sudah bertemu Gubernur Jatim  dan menawarkan 16 ribu calon tenaga kerja yang sudah terlatih kompetensinya sekaligus mahir berbahasa Indonesia. Kalau kita tidak bersiap-siap dari sekarang, kita bisa dilibas orang asing,” tegas dia.
Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini berencana akan uji coba dulu. Uji coba itu dimulai dengan 20 guru yang selanjutnya akan dievaluasi hasilnya. “Kita sudah membentuk tim untuk melakukan seleksi. Tim ini akan memilih 20 guru yang akan mengikuti program ini pertama,” tutur dia.
Academic Advisor City & Guild John Watson mengatakan standardisasi ini akan dimulai dengan pelatihan yang disesuaikan dengan jenis kualifikasinya. Guru akan mendapat pelatihan tingkat I yang akan dilatih secara intensif selama tiga hari. Sedangkan kepala sekolah akan mengikuti pelatihan tingkat II dan pengawas tingkat III. “Program kita sudah diikuti oleh 2 juta peserta setiap tahunnya dari 180 negara di dunia,” kata pria asal Tazmania, Australia itu.
Jhon mengungkapkan, kerjasama dengan Dindik Jatim ini akan menjadi pertama kalinya program City & Guild yang dilaksanakan menggunakan Bahasa Indonesia.
Jhon menegaskan, pelatihan yang dilakukan adalah untuk mengubah paradigma lama guru-guru di Indonesia. Menurutnya, konsep pembelajaran yang bersifat satu arah harus diubah menjadi dua arah. Ini merupakan metode pembelajaran untuk kurikulum apa pun. “Kurikulum boleh saja berganti. Asal cara mengajar gurunya tetap harus inovatif,” pungkas dia. [tam]

Tags: