Jatim Tambah 358 Guru Produktif SMK Pariwisata

Dindik Jatim, Bhirawa
Kekurangan guru produktif masih menjadi persoalan utama dalam proses pembelajaran di SMK. Untuk itu, pemerintah terus menggenjot penambahan jumlah guru produktif baik dari guru mata pelajaran maupun guru produktif jurusan lain yang masih berlebih.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Saiful Rachman menuturkan, pemerintah pusat memberikan kuota untuk melatih guru produktif dari berbagai latar belakang. Khusus untuk rumpun pariwisata, sebanyak 358 guru yang akan dijadikan sebagai guru produktif.
“Latar belakangnya macam-macam, ada dari guru matematika atau guru bahasa yang kemudian ditambah kompetensinya menjadi guru praktikum tata boga, perhotelan atau kecantikan,” tutur Saiful saat ditemui di SMKN 6 Surabaya kemarin, Selasa (7/3).
Selain rumpun pariwisata, penambahan kompetensi guru SMK menjadi guru produktif juga akan dilakukan untuk rumpun teknologi. Karena secaa nasional, kekurangan guru produktif SMK mencapai 12 ribu orang.
“Ini merupakan program dari Kemendikbud yang dilaksanakan di Jatim oleh PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan),” terang dia.
Para tenaga pendidikan yang semula merupakan guru mapel, disebutnya akan menjadi guru adaptif. Selain penambahan kompetensi, guru juga akan mendapatkan tambahan jam mengajar. Dengan begitu, kesempatan bagi guru yang belum tersertifikasi akan lebih mudah dalam mengikuti Pendidikan dan Latihan PRofesi Guru (PLPG). Sementara bagi guru yang sudah tersertifikasi namun belum memenuhi 24 jam mengajar akan tertolong dengan penambahan kompetensi ini.
“Diklatnya dilakukan selama dua bulan in dan on service learning. Ada praktikum dan uji kompetensi yang akan bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” tutur mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini.
Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dindik Jatim Gatot Gunarso menuturkan, dari total 1.900 lembaga SMK di Jatim, kekurangan guru produktif diperkirakan mecapai 4 ribu orang. Karena itu dibutuhkan guru adaptif yang berasal dari guru normative dengan penambahan kompetensi. “Idealnya rasio guru produktif dan siswa itu berbeda-beda. Seperti perikanan dan kelautan bisa 1:20, tapi kalau kompetensi las bisa sampai 1 : 16,” terang dia.
Sementara itu, perwakilan PPPPTK Yogyakarta Joko Purwanto menuturkan, dari total kekurangan 12 ribu guru produktif, pihaknya mendapat kuota diklat untuk 2.287 guru di rumpun pariwisata. Untuk menambal kekurangan tersebut, guru normatif, guru adaptif maupun guru produktif ditambah kompetensinya.
“Memang dari pelatihan ini peluang untuk sertifikasi akan bertambah, termasuk yang jam mengajarnya masih kurang,” tutur dia. [tam]

Tags: