Jatim Target Produksi Ikan Patin 18.786,5 Ton

21-ikan-patinPemprov, Bhirawa
Jatim saat ini dikenal sebagai sentra produksi udang dan bandeng di Indonesia. Disisi lain, Pemprov Jatim melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Jatim terus mendorong upaya mengembangan budidaya ikan patin dengan menargetkan produksi sebesar 18.786,5 ton.
Hal ini menilik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memacu peningkatan produksi ikan patin dari tahun ke tahun dengan target produksi nasional pada tahun 2013 sebesar 1.107.000 ton.
Sebab, perkembangan produksi budidaya ikan patin menunjukkan kenaikan sangat signifikan. Pada tahun 2006 produksi ikan Patin mencapai 31.490 ton pertahun dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 651.000 ton pertahun.
Kepala Diskanla Jatim, Ir Heru Tjahjono MM mengatakan, pengembangan patin tidak terlalu melonjak drastis, sebab adanya keterbatasan jumlah penyedia benih berkualitas. “Benih patin memang agak susah dibandingkan dengan lele,” katanya ketika dikantornya, Selasa (20/5).
Menurutnya, benih patih yang berukuran 3 inci saja memerlukan waktu dua tahun dan hasilnya antara 10-20 persen yang bisa bertahan. Lain halnya benih lele hanya memerlukan waktu antara enam bulan dengan hasilnya mencapai 60-70 persen.
Untuk lokasi produksi patin, dari data Diskanla Jatim memperlihatkan ada 26 kabupaten/kota yang memproduksi namun tertinggi masih dicapai kabupaten Tulungagung sebesar produksi ikan patin mencapai 2.456,63 ton pada 2013, atau 68,08% dari total produksi di Jatim. Sedangkan rata-rata kabupaten /kota lainnya mencapai 300 kuintal saja.
Mengenai benih, lanjut Heru, UPT KKP RI biasanya Perkembangan produksi budidaya ikan Patin menunjukkan kenaikan sangat signifikan. Pada tahun 2006 produksi ikan Patin mencapai 31.490 ton pertahun dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 651.000 ton pertahun. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memacu peningkatan produksi ikan Patin dari tahun ke tahun dengan target produksi nasional pada tahun 2013 sebesar 1.107.000 ton. bibit unggul untuk bisa dikembangkan di UPT Provinsi. Selanjutnya, UPT di kabupaten/kota tinggal membesarkan benihnya. “Proses pendampingan juga dilakukan, dengan melibatkan para ahli dan memerlukan waktu tahunan, juga tentunya memerlukan anggaran yang besar,” katanya.
Sementara itu, Kabid Perikanan Budidaya, Sih Hatin menambahkan, untuk pengembangan budidaya ikan tawar di Jatim terdapat 4 UPT dari 11 UPT milik Jatim yang ada di Jatim. Keempat UPT itu diantara di Malang dan Mojokerto.
Senada dengan Kadiskanla Jatim, pengembangan budidaya patin memang lebih membutuhkan waktu daripada lele. Untuk daerah-daerah yang potensial ke depan dalam pengembangan lele selain Tulungagung adalah Jember dan Jombang.
“Lahan-lahan perikanan budidaya yang saat ini ada, harus tetap dipertahankan, dan terus dikembangkan lagi ke daerah lainnya. Lahan untuk budidaya ikan patin diantaranya bisa melalui pembuatan kolam hingga penggunaan keramba,” katanya. [rac]

Tags: