Jatim Targetkan Investasi Naik 25 Persen

Pemkot Kediri Tolak Izin Investasi Keuangan Dua PerusahaanSurabaya, Bhirawa
Pemporv Jatim menargetkan adanya peningkatan realisasi investasi pada 2016 sebesar 25 persen, dari realisasi tahun 2015 yang hanya mencatatkan nilai sebesar Rp128,2 triliun.
Kepala Badan Penanaman Modal Jatim, Lili Soleh Wartadipradja di Surabaya, Selasa, mengatakan peningkatan target itu didasarkan pada kondisi ekonomi nasional yang mulai membaik tahun 2016, sehingga diharapkan mampu tumbuh 25 persen dari tahun 2015.
Selain itu, juga didasarkan pada penerbitan izin prinsip selama 2015 di Jawa Timur yang mencapai angka 55,1 persen, atau Rp171,5 triliun. “Untuk itu, kami akan terus mengejar calon investor yang sudah mengantongi izin prinsip agar segera merealisasikan investasinya,” kata Lili Selasa (2/2).
Ia mengaku capaian realisasi investasi pada 2015 turun 11,6 persen dibanding tahun 2014, yakni hanya mencatatkan Rp128,2 triliun dari pencapaian tahun 2014 yang mampu menyentuh angka Rp145 triliun.
Penurunan itu, diakui merupakan angka realisasi investasi terendah di Jatim dalam empat tahun terakhir, dan diakibatkan lesunya ekonomi global sepanjang tahun 2015, sehingga berimbas pada lesunya manukfaktur di Jatim.
“Realisasi investasi tahun 2015 jauh di bawah target Rp160 triliun, ini karena adanya pelemahan ekonomi dunia, dan membuat investor asing menahan realisasi penanaman modal di dalam negeri,” katanya.
Akibat penurunan tersebut, pengusaha domestik banyak terpengaruh, dan terlihat dari realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang anjlok 52,2 persen menjadi Rp20,3 triliun. “Biaya impor bahan baku yang juga kian tinggi mengakibatkan depresiasi rupiah, dan membuat pengusaha Tanah Air menunda realisasi investasi,” katanya.
Selain itu, juga dibarengi dengan tingginya upah minimum pekerja yang tidak seimbang dengan produktivitas tenaga kerja, sehingga membuat wilayah Jatim kurang kompetitif. “Pada 2015, Jatim mematok upah minimum kota atau kabupaten sebesar Rp1,15 juta hingga Rp2,71 juta, hal ini yang membuat calon investor lebih melirik Filipina atau Vietnam yang memiliki upah minimum lebih rendah,” katanya.
Oleh karena itu, Lili berharap realisasi investasi pada 2016 di Jatim bisa sesuai target awal, yakni Rp160 triliun, atau meningkat 25 persen daripada realisasi yang didapat pada 2015 yang hanya mencapai Rp128,2 triliun. [rac,ant]

Tags: