Jatuh Bangun Dr Robert Arjuna Mendirikan Sayang School

Suasana Gran Opening Sayang Playland dan perayaan ulang tahun pertamanya di Laguna L-4 No 1 Pakuwon City, Senin (29/10) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Dari Profesi Dokter Berkiprah ke Pendidikan) 

Surabaya, Bhirawa
Siapa sangka Dr Robert Arjuna yang sekarang ini bermanuver menggeluti dunia pendidikan. Padahal, pria kelahiran 16 September 1957 silam ini dulunya terlahir di lingkungan miskin. Pesisir pantai yang hampir mayoritas berprofesi sebagai nelayan tidak bisa mengecap pendidikan selayaknya.
Namun, kali ini suami dari Ellen Sinatra mencetuskan obsesi sejak kecil tersebut terkabul. Kini, ia telah memiliki lembaga pendidikan yang lain dari biasanya. Sayang School, nama sekolahnya tersebut dulunya hanya sebagai tempat titipan anak (day care).
Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh sebagian pasangan suami istri yang sama-sama berkarir di dunia kerja. Momen itulah yang ditangkap Dr Robert membuka Sayang School. Hingga sekarang ini terus menunjukkan perkembangan, di mana mempunyai kelas dari umur 1-2 tahun Baby class, Play Group, TK hingga SD.
“Arti nama Sayang sendiri berarti Love, Caring yang artinya Sayang dan cintakasih. Nama Sayang agar lebih mudah diingat oleh orang yang berarti kita mendirikan sekolah dengan cinta kasih terhadap anak anak,” kata Dr Robert.
Ia membeberkan, arti sayang adalah terdiri dari 2 anak terakhir bernama SanSan dan Yang-Yang diharapkan ke depan berkembang. Seiring berjalannya waktu SaYang menjadi sebuah nama buat kebanggaan keluaga Robert Arjuna dan Ellen Sinatra.
“Sayang School tetap berpedoman pada pendidikan nasional dari Departemen Pendidikan Nasional dan adopted dari kurikulum Montesori dari Cambridge University London yang menitikberatkan pada perkembangan psikomotorik, kognitif ,afektif dan efektif. Serta bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Inggris,” jelasnya.
Sesuai dengan perkembangan zaman, Dr Robert pun terus memutar otak demi anak didiknya. Sebab, menurut dia, pola pikir anak zaman now dinilai sudah berbeda jauh pola pikirnya dibandingkan anak-anak dahulu dengan hanya teori saja.
“Membaca perubahan ini, saya bersama istri mencoba menerapkan sebuah sistem pengajaran yang jauh lebih modern dan efektif. Maka dikembangkanlah sejenis visualisasi yang gampang diterima oleh anak zaman Now, yakni sebuah permainan yang diresmikan hari ini yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda,” terangnya.
Tidak hanya itu, kata Dr Robert, salah satu keunggulannya yaitu program MI (Mulitple Intelligence). Program tersebut untuk membantu anak-anak dalam proses belajar mengajar. “Kami dibantu oleh team SPI (Smart Prestasi Indonesia) dalam pelaksanaannya untuk pembelajaran di Sayang School juga berbasis bahasa Inggris, dari PG TK maupun SD,” pungkasnya.
“Interactive Media juga merupakan salah satu fasilitas yang kami berikan ke anak untuk mendukung pembelajaran program anak-anak berbahasa inggris untuk melatih PHONICS,” tambahnya. [geh]

Tags: