Jawa Timur Resmi Luncurkan SMA Double Track

Dari kiri, Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman, Sekdaprov Jatim Dr Ahmad Sukardi dan Kabid Pembinaan SMA Dindik Jatim Ety Prawesti secara resmi meluncurkan program SMA double track di sela rapat koordinasi dan sinkronisasi kepala SMA se Jatim di Hotel Mercure Surabaya, Selasa (14/11).

Persiapkan Siswa Non Kejuruan Hadapi Dunia Kerja
Dindik Jatim, Bhirawa
Gagasan untuk meluncurkan program SMA Double Track akhirnya terwujud di Jawa Timur. Program ini otomatis menambah panjang daftar inovasi yang dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim selama mengelola pendidikan menengah dan pendidikan khusus selama sekitar 11 bulan.
Melalui program SMA double track, siswa sekolah non kejuruan tetap akan memiliki keterampilan sebagai bekal dia lulus. Sebab faktanya, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Jatim baru sekitar 30 persen. Persentase itu menurun drastis dari APK pendidikan menengah yang mencapai 80 persen.
Sekdaprov Jatim Dr Akhmad Sukardi MSi mengungkapkan apresiasinya terhadap inovasi program SMA double track ini. Program ini dianggap sebagai model baru yang bisa meningkatkan keterampilan siswa. “Artinya, bagi mereka yang tidak meneruskan ke pendidikan tinggi, bisa mendapat keterampilan. Ini sangat bisa dirasakan dan bisa ditingkatkan,” tutur Sukardi usai membuka rapat koordinasi dan sinkronisasi program kepala SMA swasta se Jatim, Selasa (14/11).
Dia menjelaskan, SMA/SMK memang baru setahun dikelola provinsi. Semakin lama dikelola, maka bisa dirasakan manfaatnya. Apalagi, untuk menyamakan standar memang cocok jika dikelola provinsi. “SMA double track ini langsung dimulai tahun 2018. Fokusnya ke Madura yang indeks pembangunan manusianya (IPM) agak rendah,” tandasnya.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd menuturkan, porsi SMA double track ialah terletak pada jam ekstrakurikuler di luar jam pelajaran sekolah. Terkait jenis keterampilannya, sekolah penerima program sendiri yang akan merancang untuk diusulkan ke dinas. Berikutnya, selama satu tahun siswa dilatih sesuai dengan keterampilan yang telah dipilih. “Bisa dilaksanakan pada hari Sabtu atau saat sore hari seusai pulang sekolah,” tutur Saiful.
Tidak hanya dilatih keterampilan, finishing dari SMA double track ini adalah pemberian legalitas kompetensi sesuai standar kerja nasional. Karena itu, setiap sekolah harus menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk melaksanakan sertifikasinya.
“Sertifikat itu langsung dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Jadi setelah lulus, siswa SMA mendapat ijazah sekaligus sertifikasi profesi,” tutur mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini.
Saiful memastikan, peluncuran SMA double track ini telah sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan. Baik secara konsep di atas kertas maupun fakta di lapangan menunjukkan pentingnya keterampilan bagi siswa SMA. Sebab, kenyataannya tidak semua lulusan SMA di Jatim melanjutkan ke perguruan tinggi. “Ada sekitar 50 persen anak SMA atau SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehingga mereka perlu dibekali keterampilan,” tandasnya.
Saiful menegaskan, fokus pendidikan di Jatim ialah pemantapan vokasional bagi peserta didik. Terlepas itu jenis pendidikan kejuruan (SMK) atau non kejuruan (SMA/MA), keduanya harus memiliki program vokasional. Bedanya, siswa SMK secara khusus telah disiapkan baik secara teori maupun praktis pada keahlian tertentu. Sementara program ini hanya merupakan tambahan skill tanpa mengganggu kurikulum yang berlaku pada SMA.
“Sementara kita berikan program ini ke sekolah swasta. Adapun sekolah negeri kita akan pilih di daerah-daerah terpencil yang memang sangat membutuhkan,” tandasnya.
Kabid Pembinaan SMA Dindik Jatim Ety Prawesti MSi menambahkan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan sinkronisasi terkait program-program yang akan diimplementasikan di sekolah. Termasuk di dalamnya program SMA double track. “Melalui rapat koordinasi dan sinkronisasi ini perubahan serta inovasi-inovasi dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di SMA dapat tersosialisasikan dengan baik,” pungkas Ety.

SMA Hangtuah 1 Pilot Project SMA Double Track
Siswa Dilatih Perhotelan Hingga Magang di Hotel Sungguhan
Konsep tentang penambahan keterampilan bagi siswa SMA semula telah dikembangkan oleh sejumlah sekolah. Salah satunya SMA Hangtuah 1 Surabaya yang akhirnya ditunjuk Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim sebagai pilot project SMA double track. Di sekolah itu, siswa mendapat bekal keterampilan perhotelan hingga dimagangkan ke hotel yang sebenarnya.
Kepala SMA Hangtuah 1 Surabaya Hadi Sukiyanto menuturkan, pemberian keterampilan ini berawal dari fakta tentang jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Persentasenya hanya sekitar 50 persen. Sementara 50 persen lainnya otomatis harus bekerja. “Karena itu mereka perlu keterampilan yang cukup sebagai bekal,” tutur Hadi.
Penambahan keterampilan ini diberikan untuk siswa kelas XI. Mulai semester satu hingga semester dua, mereka dilatih tentang membuat food and beverage, service, bartender dan house keeping. Tidak hanya dilatih, siswa yang tidak melanjutkan kuliah setelah mengikuti Ujian Nasional (UN) juga difasilitasi untuk magang langsung ke hotel.
“Setelah magang mereka langsung mengikuti sertifikasi profesi. Sertifikasi itu yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan,” tutur Hadi. Terkait kerjasama, Hadi mengaku sekolahnya telah menggandeng sejumlah hotel untuk magang dan distribusi lulusan sekolahnya.
Dyah Ayu Mustika, siswa kelas XII SMA Hangtuah 1 Surabaya mengakui, keterampilan perhotelan adalah ekstrakurikuler wajib. Latihan yang dijalaninya tidak hanya di dalam sekolah. Dia juga sempat mengikuti event organizer untuk belajar secara langsung melayani tamu. “Di sekolah kita juga punya prototype hotel setara bintang tiga. Itu murni kita gunakan untuk berlatih,” pungkas dia. [tam]

Tags: