Jawab Kebutuhan Tenaga Pelayanan Bank Darah

Rektor unitomo Bachrul Amiq (jas Hitam), Imam Sutoyo (kiri Bachrul) bersama jajaran instansi kesehatan terkait setelah penandatangan peresmian prodi.

Unitomo Dirikan Prodi Teknologi Bank Darah

Surabaya, Bhirawa
Pelayanan darah merupakan aspek penting dalam pengelolaan darah dari hasil donor darah. Namun, saat ini Indonesia masih sedikit tenaga pelayanan darah yang linier di bidangnya. Sementara di 2020 mendatang, pemerintah telah mengatur tenaga kesehatan pelayanan darah minimal harus lulusan Diploma 3 (D-3).
Melihat kondisi tersebut, Universitas Dr Soetomo (Unitomo) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia dan Rumah Sakit Umum (RSU) Haji, meresmikan Prodi Teknologi Bank Darah yang diresmikan kemarin (30/1).
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Unitomo Miftahul Khairoh menuturkan, tenga kesehatan yang profesional dan berkompeten sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan darah. Selain itu, saat ini kebutuhan tenaga bank darah di RS dan PMI masih sekitar dua persen. Sehingga, lulusan ini nantinya akan ditempatkan di RS, PMI dan institusi terkait dengan spesifikasi keilmuan yang dimilikinya.
“Dengan dibukannya prodi ini, progres kita nantinya akan ada tenaga profesional yang menangani pengelolaan darah dengan baik” tuturnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk bisa masuk dalam prodi ini tidak ada spesifikasi khusus dari lulusan SMA/SMK. Sebab, pada semester satu, seluruh mahasiswa akan diberlakukan matrikulasi. Yaitu penyamaan atau keseteraan basis pendidikannya. Namun, syarta khusus tetap ada seperti tidak cacat secara kesehatan, baik secara fisik maupun secara mental.
“Bukan kami memarjinalkan kebutuhan khusus, melaikan kita memang membutuhkan tenaga yang bisa membaca darah, karena ini berhubungan dengan keselamatan manusia” Lanjut Miftahul Khairoh.
Tahun ini, pihaknya membuka sedikitnya 60 mahasiswa baru untuk prodi Teknologi Bank Darah. Namun, diakui pihaknya jumlah peminat untuk prodi tersebut jauh melebihi 60 mahasiswa. Bachrul Amiq menambahkan bahwa kursi mahasiswa nantinya akan diisi dari pihak kedinasan terkait yang dibiayai oleh lembaga terkait. Ia mengakui, untuk lebihnya kuota peminatan tersebut, pihaknya akan melakukan proses seleksi dengan sangat ketat.
“Kami memiliki sekitar 40 mahasiswa dari instansi kedinasan terkait, sisanya akan diisi oleh masyarakat luas” lanjutnya.
Kedepan, lanjut dia, pemerintah akan mendirikan bank darah di tingkat puskesmas. Oleh karena itu, hal tersebut harus disiapkan melalui disiplin keilmuan yang baru saja dibuka.
Sebelumnya di Indonesia, program studi Teknologi Bank Darah hanya ada di beberapa daerah, seperti Jakarta, Jogja, dan Solo. Surabaya menjadi kota ke empat, yang diwakili oleh Unitomo untuk berkesempatan dalam mencetak tenga kesehatan pelayanan darah yang professional dan berkompeten.

Ketua PMI Jatim Apresiasi Prodi Teknologi Bank Darah
Peresmian Prodi Teknologi Bank Darah mendapat apresiasi dari berbagai pihak, khususnya Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim dan Kopertis Wilayah VII. Ketua PMI Jatim Imam Utomo mengungkapkan, dengan dibukannya prodi ini akan menjawab kebutuhan tenaga kesehatan untuk pengelolaan darah yang kompeten.
“Kita punya unit instansi darah itu ada 37. Dari 37 instansi belum ada sarjana khusus yang menangani pengelolaan darah secara profesional” tutur Imam Utomo.
Mantan Gubernur Jatim itu mengungkapkan, Indonesia saat ini masih membutuhkan sedikitnya dua ribu tenaga dengan kualifikasi ahli madya yang memiliki kompetensi dan mampu menangani kegiatan pelayanan darah dengan professional.
Diakuinya, PMI Jatim telah aktif melakukan donor darah dengan melibatkan masyarakat. Selain itu, PMI juga mewajibkan berdirinya bank-bank darah di setiap rumah sakit di Indonesia, sebagaimana di atur dalam Permenkes No. 83 Tahun 2014. Ia memaparkan untuk memberi perlindungan kepada masyarakat, pemerintah juga mewajibkan penanganan kegiatan pelayanan darah yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan kewenangan yang linier.
“Oleh karenanya saya sangat mendukung berdirinya prodi D3 Teknologi Bank Darah ini” tutur Imam Utomo.
Ia berharap, dengan adanya lembaga-lembaga semacam ini, Indonesia segera bisa memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga yang dibutuhkan di unit transfusi darah di kota dan kabupaten serta rumah sakit di seluruh Indonesia.
Sementara itu, koordinator Kopertis wilayah VII Prof. Dr. Suprapto, DEA mengatakan bahwa pihaknya akan sangat mensupport prodi tersebut. Ia menghimbau pada pihak Unitomo untuk mengelola prodi tersebut secara professional. “Jangan membludak” sahutnya. Harus tersesuaikan dengan jumlah yang disepakati di awal yaitu minimal 60 mahasiswa untuk kuota pertama. Mengingat kebutuhan tenaga professional ini di Jatim sangat banyak tambahnya. “Saya ucapkan selamat untuk Unitomo atas dibuka dan diresmikannya Prodi ini” pungkasnya. [ina]

Tags: