Jawab Tantangan Kebutuhan Insinyur Bidang Medis

Mantan Mendikbud Mohammad Nuh bersama dosen dan mahasiswa di Laboratorium Teknik Elektro yang juga menjadi Laboratorium Teknik Biomedik.

Mantan Mendikbud Mohammad Nuh bersama dosen dan mahasiswa di Laboratorium Teknik Elektro yang juga menjadi Laboratorium Teknik Biomedik.

ITS Buka Prodi Baru
Kota Surabaya, Bhirawa
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuka Program Studi (Prodi) Teknik Biomedik mulai tahun ajaran 2015/2016. Prodi baru ini di bawah jurusan Teknik Elektro.
ITS termasuk salah satu kampus yang aktif membuka Prodi baru. Tahun ini didirikan Prodi baru, yakni Teknik Biomedik. Untuk angkatan pertama, ProdiĀ  ini akan menjaring 30 mahasiswa baru. “Prodi di bawah naungan Jurusan Teknik Elektro itu siap menerima 30 mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2015/2016 melalui Program Kemitraan dan Mandiri (PKM),” kata Ketua Prodi Teknik Biomedik ITS Dr Achmad Arifin M Eng di kampus setempat akhir pekan lalu.
Ia mengatakan pembukaan prodi itu didasarkan pada Surat Keputusan (SK) dari Menteri Riset dan Teknologi 102/MKP/III/2015 tertanggal 30 Mei 2015 yang berisi izin bagi ITS untuk membuka prodi Teknik Biomedik itu.
“Teknik Biomedik memiliki peran penting dalam menjawab tantangan kebutuhan insinyur bidang medis di Indonesia. Saat ini, Indonesia masih minim inovasi dalam teknologi kesehatan. Kebanyakan instrumentasi medis yang modern berasal dari asing,” katanya.
Oleh karena itu, Teknik Biomedik lahir untuk menjawab tantangan dan peluang tersebut. Pelamar bisa mendaftarkan diri melalui PKM di www.simits.its.ac.id atau membuka www.bme.its.ac.id untuk info lebih lengkap.
Selain dasar-dasar ilmu teknik elektro dan kesehatan, prodi ini nantinya akan fokus mencetak mahasiswa dalam empat arahan spesialisasi. Spesialisasi pertama adalah Instrumentasi Biomedika Cerdas yang akan mencetak ahli inovasi dan teknologi di bidang peralatan kesehatan.
Spesialisasi kedua adalah Teknologi Asistif dan Rehabilitasi Medika yang fokus pada materi pembelajaran alat bantu atau buatan di bidang medis, seperti organ buatan atau alat bantu bagi penyandang disabilitas.
Spesialisasi ketiga adalah bidang Pencitraan dan Pengolahan Citra Medika. Spesialisasi keempat adalah Informatika Medika yang fokus bagaimana cara seorang insinyur menyampaikan data-data medik ke users seperti dokter, pasien dan insinyur lainnya.
“Kami sudah sangat siap dengan prodi ini, karena kami memiliki 11 dosen pengampu dengan latar belakang keilmuan di bidang Teknik Biomedik, termasuk mantan Mendikbud Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA yang kebetulan bidang studi S3 dari mantan Mendikbud itu ketika di Prancis berkaitan dengan Teknik Biomedik,” katanya. [gegeh]

Tags: