Jebakan Pedofilia Sejenis

pedofilia-sejenisSetiap keluarga harus lebih waspada mengiringi perubahan perilaku anak remaja, terutama laki-laki. Banyak anak laki (dibawah umur 17 tahun) berubah menjadi lembeng (bicara genit seperti perempuan). Serta berpembawaan feminin, dan mulai menggunakan beberapa alat kosmetik. Waspada, karena pedofilia sesama jenis, merupakan penyakit psikologis menular. Awalnya menjadi korban, bisa menjadi pelaku aktif mencari korban.
Pelaku pedofilia sesama jenis (laki-laki dengan laki-laki) menjerat korban dengan berbagai cara. Selain iming-iming: uang, pil koplo dan narkoba, telepon android, serta jasa baik. Tak jarang disertai pemaksaan dengan ancaman. Kasusnya telah terbongkar di Surabaya dan Bogor. Namun sebenarnya, pedofilia sejenis bagai api dalam sekam. Yang tersembunyi lebih besar dibanding yang nampak. Juga bagai gerak gelombang di air, yang lingkarannya makin membesar.
Berdasar penyidikan Polisi, penawaran kencan sesama jenis dilakukan melalui iklan pada telepon selular yang bisa diunduh di app store (untuk iOS). Serta di google play untuk android. Semuanya melalui aplikasi grindr. Karena itu penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) meng-kategorikan sebagai prostitusi. Beberapa daerah yang dikenal sebagai kota pendidikan menjadi salahsatu lokasi rawan pedofilia sejenis. Antaralain Yogya, Bandung (untuk Jawa Barat), dan Malang (Jawa Timur).
Jebakan pedofilia sesama jenis, awalnya dilakukan oleh laki-laki dewasa terhadap (korban) laki-laki dibawah umur. Terutama pelajar yang memiliki banyak keinginan tetapi tidak memiliki uang. Sering pula sasarannya, ABG (anak baru gede) dari keluarga tidak mampu. Modusnya, pertemanan dan jasa baik. Berlanjut pada perilaku (tuntutan) kesetiaan mirip pasangan dalam pacaran.
Pada masa kini, polisi juga mengendus modus lain, yakni pembentukan komunitas, melalui kelompok aplikasi WA (whats-app). Pelaku pedofilia dewasa bertindak sebagai “koordinator,” sekaligus sebagai pengendali kelompok. Sudah banyak pelajar terjebak dan ketagihan. Berujung pada perubahan sikap menyukai sesama jenis. Pada tahap itu (berubah sikap) merupakan ancaman serius psikologis, bisa merembet pada tindak kejahatan (kriminalitas) besar.
Ingat misalnya, pada pertengahan dekade 1990-an, terjadi peristiwa pembunuhan dengan mutilasi yang dilakukan oleh Robot Gedek. Peristiwa tersebut menjadi tragedi pembunuhan berantai paling kejam di Indonesia. Pria gelandangan itu  (buta huruf pula) menyasar remaja anak jalanan di Jakarta. Robot Gedek alias Siswanto, didakwa membunuh 12 anak laki-laki, sekaligus menyodomi korbannya. Setelah melampiaskan nafsunya, korban dibunuh dan dimutilasi.
Potongan tubuh korban dibuang terpisah-pisah. Hanya 8 jenazah korban yang ditemukan. Setelah terendus polisi, Robot Gedek melarikan diri ke Jawa Tengah. Namun berhasil ditangkap pada 27 Juli 1996. Dalam amar putusan PN (Pengadilan Negeri) Jakarta Pusat, Robot Gedek divonis hukuman mati. Namun sebelum pelaksanaan eksekusi, ia diketahui tewas dalam penjara di LP Nusakambangan, Cilacap.
Tetapi pedofili sesama jenis, bagai luruhan gunung es. Modus serupa Robot Gedek terjadi pada tahun 2007. Pelakunya laki-laki paruh baya bernama Baikuni alias Babeh. Awalnya, Babeh berjasa baik menjadi “pemelihara” anak jalanan di Pulogadung (Jakarta Timur). Lalu berlanjut minta pelayanan hasrat seksual. “Anak asuh” yang melawan disiksa dan dibunuh. Korbannya tiga anak pengamen dan pedagang asongan, yang mayatnya dimutilasi. Dibuang di tempat terpisah.
Banyak pengamat meng-analisis, bahwa sebenarnya Babeh adalah “pasangan” (lama) Robot Gedek. Boleh jadi, keduanya saling berganti pasangan. Bahkan diduga, pembunuhan (dan mutilasi) oleh Robot Gedek dilakukan bersama Babeh. Pada Mei 2013, putusan kasasi memvonis Babeh dengan hukuman mati. Tetapi hingga kini belum dieksekusi.
Pedofilia sejenis, menjadi ancaman besar remaja ABG. Penegak hukum mesti sigap dalam upaya preventif, serta bersiap memasang pasal dengan ancaman maksimal.

———   000   ———

Rate this article!
Jebakan Pedofilia Sejenis,5 / 5 ( 1votes )
Tags: