Jebolnya Talud Lingkar Timur Ditengarai Salah Bestek

Para pekerja mulai memperbaiki talud Jalan Lingkar Timur Kota Tulungagung, Senin (25/1). Jebolnya talud ini diduga karena kesalahan bestek.

Para pekerja mulai memperbaiki talud Jalan Lingkar Timur Kota Tulungagung, Senin (25/1). Jebolnya talud ini diduga karena kesalahan bestek.

Tulungagung, Bhirawa
Jebolnya talud jalan lingkar timur ditengarai karena kesalahan bestek. Dinas PU Bina Marga, Pemukiman dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung dan rekanan dituntut bertanggungjawab untuk memperbaikinya.
“Kalau jebolnya sehari atau dua hari setelah proses pengerjaan bisa ditolerir. Ini sudah empat bulan lebih kemudian jebol kan perlu dipertanyakan,” ujar Ketua DPRD Tulungagung Supriyono SE, MSi , Senin (25/1).
Supriyono menengarai telah terjadi salah bestek sehingga mengakibatkan talud kemudian jebol. “Dinas PU Bina Marga, Pemukiman dan Cipta Karya sebagai pengawas teknis harus bertanggungjawab juga selain rekanan,” katanya.
Untuk diketahui talud sisi timur Jalan Lingkar Timur jebol, Rabu (20/1) sore lalu. Menurut warga setempat kejadian jebolnya talud setelah hujan terus menerus mengguyur di daerah tersebut.
Talud yang merupakan tanggul penahan jalan itu jebol sepanjang sekitar 20 meter. Sementara tingginya mencapai tujuh meter. Secara keseluruhan proyek pematangan lokasi Jalan Lingkar Timur menelan biaya Rp 871,1 juta.
Pimpinan proyek pengerjaan talud Jalan Lingkar Timur, Hadi Sutejo saat ditemui Bhirawa di lokasi talud yang jebol, Senin (25/1) mengungkapkan sudah mengerahkan puluhan pekerja untuk memperbaiki talud yang terlihat menganga. “Kami bertanggungjawab dan langsung melakukan perbaikan. Ini masih dalam tanggungjawab kami,” ujarnya.
Ia membantah jika jebolnya talud diakibatkan salah bestek. Menurutnya, pengerjaan talud sesuai kaidah-kaidah konstruksi. “Lihat saja batunya adesit. Semua dikerjakan dengan benar,” jelasnya.
Ia menuding hujan terus menerus yang mengguyur daerah Desa Bukur Kecamatan Sumbergempol telah membuat talud jebol. “Ini faktor alam. Bukan salah bestek,” tandasnya lagi.
Namun demikian, diakui Hadi Sutejo, ada salah perencanaan sehingga konstruksi talud rawan jebol. Menurutnya, pembangunan talud harus dibarengi dengan pembangunan tanggul di sebelahnya.
“Di sini tanahnya masih labil dan ketinggian talud tujuh meter. Harusnya ada penahan semacam tanggul. Kami saat ini sedang membangun tanggul penahan di sisi talud kendati tanah tempat tanggul bukan milik Pemkab tetapi milik warga. Beruntung warga mau tanahnya diuruk oleh kami,” paparnya.
Soal kemungkinan dipermasalahkan oleh BPK RI, Hadi Sutejo, mengatakan terpaksa hal itu dilakukan agar talud tidak jebol lagi. “Kami akan foto terus setiap progres perbaikan. Nanti biar tahu BPK kalau memang ada talud tinggi sebelah tanggul yang saat ini kami buat,” katanya.
Sampai kemarin belum ada penjelasan resmi dari Dinas PU Bina Marga, Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung terkait jebolnya talud Jalan Lingkar Timur. Kepala Dinas PU Bina Marga, Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung Sutrisno MT belum dapat dikonfirmasi. [wed]

Tags: