Jelang Hari Jadi Kabupaten Trenggalek, Pemkab Gelar Prosesi Jamasan Pusaka

Trenggalek, Bhirawa
Jamasan Pusaka merupakan Upacara Adat warisan turun temurun dari para pendiri Kabupaten Trenggalek, yang mana kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan yang dilakukan sebelum puncak peringatan HUT Kabupaten Trenggalek.
Jamasan Pusaka meliputi dua buah tombak Korowelang, payung Songsong Tunggul Naga, Songsong Tunggul Wibawa, lambang kabupaten serta Parasamya Purna Karya Nugraha. Dilaksanakan di Pendopo Manggala Praja Nugraha Kabupaten Trenggalek
Ritual ini di pimpin langsung oleh Bupati Trenggalek, Muh Nur Arifin yang diikuti oleh para Organisasi Perangkat Daerah (OPD ) serta para staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan memakai baju adat .
Sebelum prosesi jamasan dimulai, sejumlah tokoh setempat, melakukan selamatan dan doa bersama, dengan harapan rangkaian peringatan Hari Jadi Trenggalek tahun ini bisa berjalan dengan lancar. Usai selamatan, acara dilanjutkan dengan kembul bujana atau makan bersama.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Trenggalek Muh Nur Arifin mengungkapkan dalam kegiatan rutin ini diadakan setiap tahun dan tidak ada yang beda dari tahun tahun sebelumnya.
“Acara rutin sebelum puncak hari jadi, pusaka tersebut diarak keliling Trenggalek, akan tetapi sebelumnya dijamasi atau dibersihkan terlebih dahulu .” Ucapnya .
Dijelaskan Gus Ipin sapaan akrab Bupati Trenggalek setelah prosesi jamasan, akan dilanjutkan berziarah ke makam para leluhur.
“Setelah jamasan selesai kita akan ziaroh ke makam leluhur, seperti para Bupati Trenggalek terdahulu,” ujarnya.
Lanjut ia juga menjelaskan setelah prosesi jamasan, pusaka tersebut disemayamkan terlebih dahulu di Desa Kamulan, dikarenakan di desa itulah , pertama kali ditemukan prasasti yang menandakan usia kabupaten Trenggalek.
“Pusakanya di semanyamkan di Desa Kamulan dulu, karena dulu dikamulan pertama kali ditemukan prasasti yang menandai usia Trenggalek 825 tahun, (saat ini), Setelah disemayamkan disana baru tanggal 31 diarak ke Trenggalek.”
“Namun yang diarak pada hari puncak bukan hanya pusaka, tapi juga ada arak – arakan tumpeng yang berisikan hasil bumi Trenggalek seperti kolo kependem yang akan dipurak oleh masyarakat, serta air yang kita kumpulkan dari sumber air yang ada disetiap kecamatan yang ada di Trenggalek, sebagai simbol selain kita harus punya jiwa kepahlawanan juga harus ada yang diperjuangkan, jangan sampai Trenggalek kurang pangan kurang air kita simbolkan seperti itu.” Ulas Gus Ipin
Selain itu salah seorang petugas jamasan, mbah Maryono atau biasa disebut mbah Gelung menjelaskan maksud pusaka tersebut dijamas supaya bersih dari debu dan karat.
“Maksudnya biar bersih semuanya, setelah dibersihin lalu disimpen lagi untuk selanjutnya disemayamkan di Desa Kamulan dan dibawa lagi ke pusat kota untuk diarak”
Menurutnya pusaka korowelang Kabupaten Trenggalek mulai jaman dulu kala , pada waktu itu masih kawedanan pakis Kabupaten sendang Kamulyan. sedangkan Durenan adalah Kawedanan Pakis Kabupaten sendang kamulyan . Dari sejarahnya waktu itu terdapat pusaka yang ada di Desa Kamulan.
” Dari cerita Trenggalek jaman dulu sejarah pusaka tersebut berada di Desa Kamulan disitu ada prasasti dan dibawah prasasti tersebut terdapat dua buah tombak. Maka 2 pusaka itu yang berupa tombak tersebut.” Ulasnya.
Karena berasal dari Desa kamulan maka disemayamkan dulu semalam di Desa tersebut .selanjutnya pusaka akan dibawa kembali ke pusat kota dan dikirab mulai dari jalan Ra Kartini hingga finish . Tepatnya depan monumen Garuda,kemudian jalan kaki menuju pendopo. Pusaka tersebut merupakan peninggalan pada jaman dahulu yang menjadi piandel Kabupaten Trenggalek.( Wek)

Tags: