Jelang Idul Adha, Disnak Terjunkan 500 Tenaga Pemeriksa Hewan Kurban

Seorang petugas dari Dinas Pertanian dan Perternakan Kota Surabaya melakukan pemerikasaan hewan qurban di beberapa sentra penjual hewan qurban di kawasan Mulyosari, Surabaya, Senin (29/9), Pemeriksaan hewan qurban tersebut untuk mengantisaipasi adanya penyakit menular seperti Anthrax. JossToday/Herman Dewantoro

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Dinas Perternakan (Disnak) telah menyiapkan 500 tenaga untuk memeriksa hewan kurban. Tim ini nantinya turun mulai dari H-5 hingga H+3 dengan memeriksa antem mortem dan post mortem hewan kurban.
Tenaga pemeriksaan ini terdiri dari tim Bidang Kesehatan Hewan Disnak Jatim, dan Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner. Yang bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan di beberapa kabupaten/kota. Di antaranya dengan beberapa universitas swasta maupun negeri di Surabaya, Gresik, Lamongan, dan Sidoarjo.
“Masing-masing kabupaten/kota sudah memiliki dokter hewan serta paramedis. Yang juga tersebar di petugas kecamatan. Jadi, 38 dikali 10-20 orang, ya sekitar 500-an orang yang akan terjun ke lapangan,” kata Kepala Disnak Jatim dra Wemmi Niamawati MMA, Minggu (5/8).
Untuk saat ini, Disnak Jatim terus menggencarkan pelatihan-pelatihan untuk juru sembelih halal (Juleha), tentang cara menyembelih hewan ternak yang sesuai ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
“Juleha ini kebanyakan memang berasal dari para takmir masjid. Baru-baru ini kami juga telah melakukan pelatihan di Malang. Ya seputar tata cara penyembelihan, sesuai syariat Islam,” paparnya.
Di sisi lain, Wemmi juga mengakui kalau hingga kini belum ada kabar atau tidak ada temuan kasus penyakit hewan kurban yang dapat menular kepada manusia (zoonosis). “Alhamdulillah, tidak ada kasus ternak yang terjangkit penyakit menular strategis maupun zoonisis. Saat ini masih aman,” ujarnya. .
Untuk memastikan pada Hari Raya Idul Adha, Wemmi mengatakan, semua pelaporan penyakit hewan sudah terintegrasi dalam program Integrasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS).
“Di Jatim ada sebanyak 970 petugas iSIKHNAS yang tersebar di kabupaten/kota. Mereka langsung terjun ke lapangan serta melaporkan melalui sistem tersebut,” tandasnya.
Untuk tetap mengantisipasi adanya penyakit, Disnak Jatim tetap akan memastikan akan terus melangsungkan pengawasan terkait lalu lintas hewan. Terutama di perbatasan didirikan pos-pos pemeriksaan hewan atau check point seperti di Ngawi, Magetan, Tuban, dan Banyuwangi.
DKPP Surabaya Juga Periksa
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya juga mulai melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 13 kecamatan di Ibukota Provinsi Jawa Timur pada H-14 Hari Raya Idul Adha.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Joestamadji mengatakan tidak hanya kesehatan hewan, pemeriksaan dilakukan terhadap asal hewan dan para pedagangnya.
“Pengawasan ini dilakukan untuk menjaga agar hewan yang dipotong sehat dan dagingnya baik,” katanya.
Menurut dia, dalam pemeriksaan hewan kurban kali ini, pihaknya bekerjasama dengan beberapa instansi seperti Fakultas Kedokteran Hewan Unair, Persatuan Dokter Hewan Indonesia, dan Universitas Wijaya Kusuma.
Selama ini, lanjut dia, dalam pengawasan hewan kurban, petugas belum menemukan penyakit yang membahayakan. Ada pun sebagian besar penyakit yang ditemukan saat pemeriksaan hewan kurban seperti diare, dan cacat lain berupa tanduk yang patah, kaki keseleo dan lainnya.
Joestamadji mengatakan pada tahun sebelumnya sebanyak 3.000 hewan ternak yang diperiksa dengan jumlah petugas sekitar 80 orang. Pemeriksaan dilakukan di sejumlah lokasi di 31 kecamatan.
“Biasanya untuk lokasi penjualan hewan kurban ditentukan oleh lurah atau camat di wilayah setempat,” katanya. [rac, dre]

Tags: