Jelang Lebaran, Pemkab Malang Antisipasi Lonjakan Pendatang dan PMI Pulang Kampung

Petugas gabungan TNI/Polri saat melakukan pemeriksaan tehadap  pengendara bermotor yang akan masuk wilayah Kab Malang di Pos Check Point pintu keluar Tol Singosari, saat diberlakukan PPKM pada beberapa bulan lalu. [cahyono/bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah yang akan dirayakan umat muslim pada 13 Mei 2019 mendatang, hal ini telah membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah melakukan antisipasi terkait lonjakan pendatang. Selain itu, Pemkab juga mengantisipasi kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Malang.

Antisipasi lonjakan pendatang dan kedatangan PMI, kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat, Minggu (2/5), kepada wartawan, kita lakukan agar mencegah terjadinya kluster baru Covid-19, meski sudah ada larangan mudik lebaran dari pemerintah. “Oleh karena itu, Pemkab Malang telah melakukan langkah apa saja, tentunya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Karena kondisi sekarang di Kabupaten Malang ada sedikit kenaikan kasus Covid-19,” ungkapnya.

Sehingga, masih dia katakan, kita tidak boleh lengah terhadap penularan Covid-19. Sebab saat lebaran tiba, sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia saling kunjung mengunjungi diantara keluarga dan kerabatnya dari rumah ke rumah. Sehingga hal itu yang harus kita antisipasi, agar tidak terjadi kluster baru Covid-19.  Dan selanjutnya yang harus perlu diperhatikan adalah kedatangan PMI dari luar negeri untuk pulang kampung. Dan dirinya juga memperhatikan kedatangan PMI ke Kabupaten Malang dari pintu masuk manapun.

“Kami sudah melakukan Video Conference dengan seluruh Musyarawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) agar selalu waspada kedatangan masyarakat luar Kabupaten Malang dan kedatangan PMI,” ujar Wahyu.

Dia menjelaskan, berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, saat ini PMI asal Kabupaten Malang yang sudah tiba sebanyak 10 orang dan kesemuanya dalam keadaan aman dan sehat. Sedangkan mereka sudah menunjukkan hasil swab antigen, yang hasilnya negatif terinveksi Covid-19, sehingga mereka boleh melanjutkan untuk pulang kampung. Namun sebaliknya, jika dari hasil swab positif Covid-19, maka akan dilakukan isolasi mandiri terlebih dahulu di pos pemantauan atau di puskesmas terdekat.

“Setelah isolasi beberapa jam mereka kembali di swab sampai hasilnya negatif. Tapi dari hasil swab tetap positif, maka mereka harus diisolasi di rumah sakit atau diisolasi di Save House Covid-19 yang ada di wilayah Kecamatan Kepanjen,” terang dia.

Menurut Wahyu, untuk mengantisipasi kedatangan masyarakat dari luar Kabupaten Malang dan PMI, pihaknya sudah meminta untuk mengaktifkan kembali posko desa, hal ini sebagai langkah awal pengecekan jika ada pendatang yang tiba di desa setempat. Selain itu, Pemkab Malang juga sudah bekerjasama dengan Polres Malang dan Kodim 0818 Kabupaten Malang/Kota Batu memperketat jalur tikus. Karena jalur tikus tersebut yang biasa digunakan jalur pemudik dari luar kota.

Biasanya, tegas dia, pemudik dari berbagai daerah melalui jalur darat masuk ke Kabupaten Malang. Sehingga kita khawatirkan terjadi kucing kucingan, karena mereka masuk tanpa ada pemeriksaan, jadi tidak boleh lengah. “Jangan jadikan momentum lebaran, yang seharusnya dapat dirayakan dengan suka cita malah berujung klaster baru Covid-19 akibat tidak menjalankan protokol kesehatan,” tandasnya. [cyn]

Tags: