Jelang Libur Akhir Tahun, Segera Normalisasi Jalan Keluar-Masuk Kota Batu

Sebagian badan jalan di atas Jurang Susuh yang ambles membuat ranmor roda 4 dilarang melintas untuk sementara. [Anas bahtiar/bhirawa]

Kota Batu,Bhirawa
Tidak berfungsi secara normal jalan di Desa Giripurno yang menghubungkan Kota Batu dengan Kabupaten Malang segera diperbarui oleh OPD terkait. BPBD Kota Batu langsung melakukan kordinasi dengan Dinas PUPR setempat setelah mengetahui jalan yang melintas di Jurang Susuh ambles setelah ada pergerakan tanah akubat tingginya curah hujan pada akhir pekan lalu.

Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan amblesnya jalan di atas Jurang Susuh dipicu tingginya intensitas hujan sehingga meningkatkan kejenuhan tanah. Hal ini akhirnya mengakibatkan ambrolnya plengsengan penahan jalan.

“Intensitas hujan tinggi memicu pergerakan tanah sehingga hampir separuh jalan ambles. Ditambah lagi menahan beban pohon besar yang ada di atas permukaan jalan,” ujar Agung, Senin (28/11).

Adanya badan jalan yang ambles ini membuat akses keluar- masuk jalan dari dan menuju Kota Batu di sisi utara terganggu. Kendaraan roda empat untuk sementara waktu dilarang melintas kawasan jalan Jurang Susuh, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji. Hanya kendaraan roda dua yang diperbolehkan melintas karena hampir separuh badan jalan ambrol.

Agung mengatakan, perbaikan jalan akan dilakukan sesegera mungkin. Anggaran diperkirakan akan menggunakan belanja tidak terduga (BTT). Untuk itu, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan DPUPR Kota Batu terkait kebutuhan biaya perbaikan infrastruktur jalan itu.

“Perbaikan jalan di Jurang Susuh masuk bahasan saat rapat OPD bersama Wali Kota Batu. Diupayakan segera mungkin, sekalipun penggunaan anggaran 2022 waktunya mepe,” jelas Agung.

Ditemui terpisah, Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat mengatakan bahwa pihaknya tengah memantapkan kajian detail teknis perbaikan jalan yang ambles ini. Ada beberapa metode perbaikan infrastruktur jalan di lokasi itu tersebur. Antara lain, perbaikan secara manual, beton hingga grouting.

“Akan kami mantapkan dulu kajian teknisnya. Paling 1-2 hari selesai menentukan metode perbaikannya sekaligus kebutuhan anggaran. Kalau perbaikan manual waktunya mencukupi, kami pakai itu, biayanya juga murah. Dibanding teknologi tinggi, tapi waktunya lama dan biayanya mahal,” jelas Alfi

Dan yang tak kalah penting, katanya, perbaikan jalur akses masuk ke Kota Batu itu butuh penanangan cepat agar kembali optimal sebelum akhir tahun. Mengingat, ketika saat penghujung tahun arus kendaraan di Kota Wisata Batu mengalami peningkatan signifikan.(nas.bb).

Tags: