Jelang MEA, BKP-DKP Koordinasi dengan SKPD

17-MEA-2015Sidoarjo, Bhhirawa
Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan Dewan Ketahanan Pangan (DKP)akan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk penguatan ketahanan pangan dalam menghadapi MEA (Masyarakat Economy ASEAN) tahun 2015.
Kegiatan yang dikemas dalam workshop tersebut, dibuka langsung oleh Wakil Bupati Sidoarjo MG. Hadi Sutjipto, SH, MM kemarin(3/12) di Aula Edotel SMKN 1 Sidoarjo. Dihadapan 100 peserta Hadi Sutjipto meminta agar para SKPD menggerakkan mitra kerjanya, koleganya untuk mempersiapkan diri.
Karena tahun depan produk apa saja dari luar negeri akan masuk ke Sidoarjo.”Siap tidak siap, tetap akan masuk, karena itu lebih baik mempersiapkan diri,” tegasnya.
Lebih lanjut Hadi Sutjipto mengatakan, saat ini Sidoarjo harus  mempersiapkan barang-barang yang layak untuk di jual, baik lokal maupun ekspor. Kita jangan jadi pembeli terus, barang-barang kita juga harus diekspor. Kalau soal mutu, kualitas barang-barang produk Sidoarjo ini tidak kalah bersaing dengar luar negeri. “Ternyata masih ada orang luar negeri membeli barang setengah jadi dari Sidoarjo, selanjutnya mereka tinggal mengemas dengan baik. Gitu saja sudah menjadi barang mahal, dan laku dijual,” katanya.
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sidoarjo Dra. Wuwuh Setyani, M.Si mengatakan kalau pihaknya ini melakukan fungsi koordinatif kepada seluruh SKPD untuk mendukung ketahanan pangan. Sehingga, sesuai arahan dari Wakil Bupati tadi sesuai kompetensi masing-masing SKPD bagaimana mendukung ketahanan pangan hingga tetap eksis. Jadi, jangan sampai kita ini dirampah oleh negara lain, ketahanan pangan harus kuat,” katanya.
Pada intinya, koordinasi ini adalah untuk menghadapi MEA 2015 bagaimana masalah pangan kita ini bisa bertahan. Dengan adanya MEA, jangan sampai kita tambah lemah, akibatnya masyarakat miskinnya akan bertambah banyak.
Semua SKPD harus mempersiapkan diri membina kelompoknya, membina petaninya sesuai dengan kompetensi masing-masing. Misal, kalau dinas pertanian, harus membina kelompok pertaniannya masing-masing. Kalau kelautan bagaimana membina nelayannya, kalau perindag bagaimana membina UKM nya. “Ini semua harus kita pagari, kita bentengi dengan satu inovasi secara terpadu dan terintergrasi,” jelas Wuwuh Setyani. [ach]

Tags: