Jelang MEA, IPSI Lakukan Standarisasi Pelatih

Ketua Umum IPSI Jatim, Supratomo (kiri) saat menyampaikan paparan tentang kesiapan pesilat Jatim menghadapi MEA pada acara seminar yang digelar di Unitomo. [wawan triyanto/bhirawa]

Ketua Umum IPSI Jatim, Supratomo (kiri) saat menyampaikan paparan tentang kesiapan pesilat Jatim menghadapi MEA pada acara seminar yang digelar di Unitomo. [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tidak hanya dihadapi oleh para pengusaha maupun pekerja, namun Pengprov Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jatim juga sudah memasang kuda-kuda dengan mempersiapkan SDM pelatih dengan melakukan standarisasi.
Pencak silat akan menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan di Asian Games 2018 di Indonesia. Dan tidak menutup kemungkinan banyak pelatih asal Indonesia yang akan mendapat pekerjaan untuk melatih atlet dari negara peserta Asian Games.
Menurut Ketua Umum IPSI Jatim, Drs Supratomo, MSi, kemampuan para pelatih pencak silat Jatim sudah tidak diragukan lagi, terbukti sudah banyak pelatih asal Jatim yang diberi kepercayaan untuk melatih atlet nasional.
“Kalau dari segi kemampuan teknik, Jatim memiliki banyak pelatih, namun untuk meningkatkan kemampuan itu harus dilakukan standarisasi. Karena ada 45 negara yang mengikuti Asian Games dan tentunya negara itu butuh pelatih silat,” kata Supratomo saat ditemui di acara Seminar Pencak Silat ‘Penyatuan Strategi Pengembangan Pencak Silat Dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Era Globalisasi (Pelaksanaan AFta)’ di Universitas Dr Soetomo Surabaya, Rabu (7/10).
Nantinya IPSI Jatim akan mengumpulkan pengurus untuk melakukan standarisasi pelatih. “Kemungkinan tahun depan bisa kita melakukan, dan semua pelatih Jatim baik tingkat daerah maupun yang sudah nasional wajib mengikuti standarisasi,” kata Supratomo.
Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Humas dan Protokol mengatakan, dalam standarisasi nantinya tidak hanya masalah teknik, namun pelatih juga wajib mengusai bahasa asing. “Minimal harus bisa Bahasa Inggris,” katanya.
Pada kesempatan itu, Supratomo yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum IPSI, Bulan Agustus lalu secara aklamasi juga menyinggung soal penerapan Iptek kepada atlet. “Dalam setiap gerakan atlet itukan ada unsur Ipteknya, baik saat menendang, memukul dan melakukan gerakan lainnya. Jadi fungs Iptek ini untuk mengukur dan meningkatkan kemampuan atlet,” katanya.
Saat disinggung mengenai MEA, Supratomo mengatakan, sebenarnya persaingan pasar bebas sudah ada sejak zaman Mojopahit, karena pada masa itu sudah ada perdagangan bebas. “Mungkin yang dipersiapkan saat ini adalah meningkatkan daya saing,” katanya dihadapan peserta seminar.
Ditemui ditempat yang sama, salah satu pengurus IPSI Jatim (domisioner) Deny Trisyanto mengatakan, para pesilat Indonesia khususnya Jatim harus mulai menyiapkan diri meraih prestasi di ajang internasional, karena olahraga asli Indonesia itu dipertandingkan di Asia Games 2018. [wwn]

Tags: