Jelang Nataru, Harga Sembako Naik tapi Masih Terjangkau Masyarakat

Suasana rapat para pengawas atau pemantau harga pangan menjelasng natal dan tahun baru dari Dinas Ketahanan Pangan Kab Madiun yang dipimpin Kasubid Distribusi Pangan, Tjahyo Sukmono Djati SE MM, Jumat (22/12). [sudarno/bhirawa]

(DKP Kab Madiun, Gelar Kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017)
Kabupaten Madiun, Bhirawa
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang dihormati komunitas dunia sebagai salah satu hak asasi, karena setiap insan di dunia mempunyai hak untuk bebas dari kelaparan. Komitmen Nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan didasarkan pada pemahaman atas peran strategis ketahanan pangan dalam pembangunan nasional.
Peran strategis pertama memenuhi hak paling asasi bagi manusia, kedua pentingnya pangan bagi pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dan ketiga ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama yang menompang ketahanan ekonomi nasioanl yang berkelanjutan.
”Ya terkait masalah diatas adalah harga bahan pangan. Jika harga terlalu tinggi maka masyarakat akan kesulitan mengaksesnya. Namun, jika harga terlalu rendah, produsen akan mengalami kerugian secara ekonomi. Maka stabilitas harga pangan harus dijaga sedemikian rupa agar tetap stabil. sehingga tak berdampak buruk pada tingkat akses masyarakat. Sekarang ini di Kab Madiun, menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga kebutuhan pokok, meski harganya naik namun masih terjangkau oleh masyarakat,” kata Kepala Dinas Kerahanan Pangan (DKP) Kab Madiun, Drh Lilin Syarifah Aniesah melalui Kasubid Distribusi Pangan DKP Kab Madiun, Tjahyo Sukmono Djati SE MM.
Menurut Tjahyo, terkait masalah terurai diatas, salah satu upaya menjaga stabilitas harga pangan dengan mengetahui kondisi pasokan dan harga pangan yang tepat dan akurat. Sehingga dapat segera dilakukan antisipasi dan respon terhadap gejolak yang mungkin terjadi. Sedang adanya kegiatan panel harga pagan tahun 2017 ini, yang diadakan DKP Kab Madiun, tujuannya menyediakan data/informasi yang cepat dan akurat tentang harga dan pasokan pangan sebagai bahan deteksi dini, guna mengantisipasi terjadinya gangguan distribusi dan harga pangan. Dan menganalisis harga dan pasokan pangan secara periodik sebagai bahan perumusan kebijakan.
Hal itu, guna mengetahui data pasokan dan harga pangan, metode yang digunakan adalah pengumpulan data secara berkala (time series). Data informasi dan pasokan harga pangan di Kab Madiun diambil dari empat pasar dan beberapa penggilingan padi yang tersebar di beberapa kecamatan. Pasar yang dipilih yakni Pasar Mejayan Baru, Pasar Dolopo, Pasar Pagotan dan Pasar Sambirejo. Penggilingan padi yang dipilih yang ada di Kec Mejayan, Geger dan Balerejo.
Pengambilan data di pasar mewakili data pasokan dan harga pangan dari para pedangang grosir dan eceran. Sedangkan pengambilan data harga dan pasokan dipenggilingan mewakili informasi dari produsen. Pemilihan empat pasar didasarkan pada pertimbangan pemerataan wilayah dan tingkat transaksi yang terjadi di dalam pasar itu. Sedangkan penggilingan dipilih berdasarkan tingkat kapasitas penggilingan sehingga terklasifikasi menjadi penggilingan besar, sedang, kecil.
Data yang telah dikumpulkan hingga pekan ketiga Bulan Desember 2017, didapatkan hasil koefisien varian komoditas pangan yang tidak melebihi ketentuan dari rencana strategis Badan Ketahana Pangan, Kementrian Pertanian.Meskipun hampir semua komoditas pangan yang diamati mengalami kenaikan harga, sejauh pengamatan masih dalam rentang kewajaran sebagaimana hasil analisis dari angka koefisien varian itu.
Kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan nasioanal, dalam hal ini menjelang Natal dan Tahun Baru, sudah menjadi satu kewajaran. Hal ini erat kaitanya dengan budaya masyarakat Indonesia yang akan meningkatkan permintaan terhadap bahan pangan guna merayakan hari besar keagamaan itu. Sehingga semua instansi pemerintah sudah mengantisipasi adanya kenaikan harga ini dengan berbagai macam tindakan.
Bagi Dinas Ketahana Pangan Kab Madiun, bentuk antisipasi dalam mengetahui gejolak harga itu dengan melakukan kegiatan panel harga bahan pangan ini. Dengan pelaksanaan kegiatan panel harga ini, pemerintah dapat mendeteksi gejolak perubahan harga di tingkat konsumen, sehingga dapat dirumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Jika tren kenaikan harga bahan pangan ini terus meningkat dan tidak menunjukkan adanya tanda tanda penuruan, maka komoditas yang perlu diberi perhatian khusus adalah cabai merah. Hal ini dikarenakan persentase kenaikan harga cabai merah di Bulan Desember dibandingkan dengan rata rata harga tiga bulan sebelumnya cukup tinggi. Selain itu, angka koefisien variannya juga telah mendekati ambang batas.
”Yang jelas, disamping komoditas cabai merah, perhatian juga perlu diarahkan kepada harga beras medium. Angka koefisien varian sudah hampir mencapai ambang batas nilai stabilitas harganya. Karena itu, perhatian berbagai pihak atas kondisi ini sangat diperlukan sehingga tidak terjadi gejolak harga bahan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru,” pungkas Tjahyo.
Sementara itu, hasil wawancara dari beberapa anggota pemantauan harga bahan pokok di pasar Kab Madiun seperti di Pasar Dolopo, Geger, Jiwan, Mejayan Balerejo mejelang natal dan tahun baru ada kenaikan harga sekitar 15% dari sebelumnya. Sedangkan, stok barang tak ada permintaan terlalu banyak. ”Ya, meski harga Sembako naik, tapi masih terjangkau oleh masyarakat,” terang Harijadi pemantau harga di Pasar Dolopo.
Misalnya, kata dia, harga telur sebelumnya Rp19 ribu/Kg naik menjadi Rp23 ribu/Kg. Di Pasar Pagotan, Kec Geger, daging ayam potong sebelumnya harganya Rp24 ribu/Kg naik menjadi Rp30 ribu/Kg. Juga dikatakan Sadimin petugas di Pasar Mejayan Baru, daging ayam sebelumnya Rp25 ribu/Kg naik menjadi Rp30 ribu/Kg. Cabai keriting sebelumnya Rp15 ribu/Kg naik menjadi Rp20 ribu/Kg.
Demikian halnya, di Pasar Sambirejo Jiwan, menurut Jatmiko, selain petugas pemantau harga di Pasar Sambirejo Jiwan, di daerahnya mengalami gagal panen. Tetapi harga beras masih terjangkau masyarakat. Harga beras medium sebelumnya RpRp9,5 ribu/Kg naik menjadi Rp10,5 ribu/Kg. Telur dari Rp21 ribu/Kg naik menjadi Rp23 ribu/Kg. Juga harga cabai merah keriting sebelumnya Rp31 ribu/Kg naik menjadi Rp35 ribu/Kg. Ayam potong Sebelumnya Rp27 Ribu/Kg naik menjadi Rp32 ribu/Kg. Sedangkan daging masih stabil yakni harganya Rp110 ribu/Kg.
Sementara, untuk produsen penggilingan beras, menurut Kamin, dari Balerejo menyebutkan, kalau stok ada tetapi pemasarannya tak lancar. Harga gabah kering giling (GKG) produsen penggilingan sebelumnya Rp5,9 ribu/Kg naik menjadi Rp6,7 ribu/Kg.
Lain lagi dengan penuturan Jeni yang juga produsen penggilingan padi di Balerejo Kab Madiun. Untuk GKG sebelumnya Rp6 ribu/Kg naik menjadi Rp6,2 ribu/Kg. Dan harga beras medium sebelumnya Rp9 ribu/Kg naik menjadi Rp9,5 ribu/Kg. ”Ya kalau stok stabil hanya pemesarannya kurang lancar,” tutur Yeni. [adv.dar]

Tags: