Jelang Pendaftaran Murid Baru, Antrean Kantor Dispendukcapil Membeludak

Antrean pelayanan di Kantor Dispendukcapil Jombang  membeludak, Selasa (24/5). Mereka saling berebut pelayanan cepat untuk mengurus dokumen kependudukan. [ramadlan]

Antrean pelayanan di Kantor Dispendukcapil Jombang membeludak, Selasa (24/5). Mereka saling berebut pelayanan cepat untuk mengurus dokumen kependudukan. [ramadlan]

Jombang, Bhirawa
Antrean panjang di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Jombang tiap hari membeludak. Ratusan warga bahkan rela berangkat sejak dini hari untuk mengurus dokumen kependudukan menjelang pendaftaran murid baru.
” Saya berangkat sebelum subuh untuk mengurus KK dan KTP dan juga akte kelahiran. Karena kalau tidak pagi, antreannya cukup panjang,”ujar Lilik Ariyanti (35) warga Dusun Ngepeh Desa Rejoagung Kecamatan Ngoro ketika ditemui di halaman Kantor Dispendukcapil Jombang, Selasa (24/5).
Perempuan paro baya ini, mengaku terpaksa berangkat dini hari karena harus mengurus dokumen kependudukan bukan hanya milik dirinya saja, akan tetapi juga milik warga desanya. “Yang saya bawa kan banyak, jadi harus bisa mengambil antrean pagi,” ujar wanita yang mengaku  diminta untuk mengurus dokumentasi kependudukan warga di desanya.
Lilik menceritakan, antrean membeludak di Kantor Dispendukcapil Jombang sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Dalam sehari ada ratusan orang mengurus dokumen kependudukan. Maka tidak heran, datang jam 8 pagi di kantor tersebut, nomor antrean sudah ludes. “Kami berharap ada perbaikan pelayanan. Sehingga tidak ada lagi antrean panjang seperti ini,”tambah Yanti.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dispendukcapil Jombang Hadi Purnama membenarkan adanya antrean panjang setiap hari. Menurutnya, kondisi itu terjadi karena saat ini layanan kependudukan hanya bisa dilayani oleh Dispendukcapil. Sementara di kantor kecamatan tidak bisa melakukan pelayanan tersebut.
Akibatnya, warga yang tersebar di 21 kecamatan ramai-ramai mengurus dokumen kependudukan di kantor Dispendukcapil. Ironisnya, jumlah tenaga yang ada di kantor tersebut sangat minim. Idealnya, lanjut Hadi, setiap satu juta penduduk, dilayani 100 petugas. “Jumlah penduduk di Kabupaten Jombang sekitar 1,3 juta. Namun jumlah tenaga pelayanan di Dispendukcapil hanya 60 orang. Makanya kami keteteran. Kami kekurangan tenaga,”jelas Hadi.
Ke depan, pihaknya berharap bisa membuka layanan pelayanan dokumen kependudukan di beberapa wilayah eks kawedanan. Sehingga pelayanan bisa lebih maksimal. “Tidak bisa mengandalkan di sini saja. Ke depan kita melakukan terobosan,  yakni pelayanan kependudukan akan dibuka di empat eks kawedanan di Kabupaten Jombang. Di antaranya Kecamatan Ploso, Ngoro, Mojoagung serta Kecamatan Perak. Dengan begitu, antrean bisa diminimalisir dan pelayanan kepada masyarakat bisa lebih cepat,”pungkasnya. [rur]

Tags: