Jelang Pilpres, Halaqoh Kebangsaan untuk Rajut Hubungan Antar Kyai

Caption Foto : Acara Halaqoh Kebangsaan yang digelar di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Minggu siang (07/04). Arif Yulianto/ Bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng, Jombang menggelar Halaqoh Kebangsaan bertajuk Peran Ulama, Habaib, Kyai dan Cendekiawan Dalam Meneguhkan Ikatan Kebangsaan Menuju Indonesia Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur, Minggu siang (07/04).
Halaqoh digelar untuk mendinginkan suasana politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April 2019 serta merajut kembali hubungan antar Kyai yang sempat renggang karena perbedaan pilihan pada Pemilu 2019.
Acara Halaqoh ini pun mengundang sejumlah Kyai pendukung Capres-Cawapres nomor urut 1, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin maupun pendukung Capres-Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno serta sejumlah cendekiawan.
Hal tersebut seperti disebutkan oleh Pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Jombang, KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) dan salah satu penggagas acara halaqoh yakni, KH Mahfud Sobari, Pacet, Mojokerto kepada sejumlah wartawan usai acara.
“Kita undang Kyai-Kyai pendukung pasangan (Capres-Cawapres) nomor 01, pendukung pasangan 02, yang sudah berbulan-bulan ini aktif mendukung pasangan masing-masing, mungkin dalam berkomunikasi, terlalu bersemangat, mungkin ada hal-hal yang tidak cocok, kita ingin merekatkan kembali,” papar Gus Sholah.
Gus Sholah mengatakan, menurutnya, Alloh SWT telah menentukan siapa nantinya yang terpilih menjadi Presiden maupun Wakil Presiden dalam Pilpres 2019. Siapapun yang menjadi pemenang Pilpres, kata Gus Sholah harus didukung semua pihak
“Cuma (saat ini) kita nggak tahu orangnya, jadi kita harus menerima ketentuan Alloh itu,” tambah Gus Sholah.
Dengan dirajutnya kembali hubungan antar Kyai ini, Gus Sholah berharap akan berdampak positif kepada persatuan Indonesia. Karena persatuan Indonesia lanjut Gus Sholah, tergantung kepada persatuan Umat Islam.
“Khusus di Jawa Timur kita ingin mendekatkan hubungan Kyai-Kyai yang sementara ini sempat renggang,” tambah Gus Sholah lagi.
Selain Gus Sholah, sejumlah Kyai seperti KH Mahfud Sobari dari Pacet, Mojokerto, KH Lutfi Abdul Hadi dari Lawang, Malang, Profesor Imam Soeprayogo, dan sejumlah Kyai serta cendekiawan tampak hadir pada acara tersebut sembari memberikan pandangan mereka tentang kondisi sosial, politik, hingga ekonomi Indonesia akhir-akhir ini. Sementara tampak hadir juga pejabat dari Kepolisian maupun TNI yang masing-masing mewakili Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya.
Sementara itu, KH Mahfud Sobari menambahkan, negara Indonesia dalam pandangan hubungan persaudaraan Islam internasional, Indonesia merupakan saudara terbesar. Dan jika dilihat pada hubungan Wathoniyah atau kebangsaan, KH Mahfud menambahkan, Umat Islam adalah juga saudara terbesar dari agama-agama yang lain.
“Dengan demikian otomatis, saudara yang besar ini harus bisa untuk menjaga kebesarannya, dan karena di sana ada tokoh-tokoh Islam, baik para Kyai, cendekiawan, dan mereka yang duduk di birokrasi, kita ajak duduk bersama dalam menjaga keutuhan bangsa yang besar ini,” terang KH Mahfud Sobari.(rif)

Tags: