Jelang Pilpres, Wali Kota Mojokerto Kumpulkan PNS

5-Walikota  wawasan Kebangsaan-kar-1Kota Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus tak mau kecolongan terkait sikap PNS dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Untuk mencegah sikap dan dukungan PNS agar tak liar dalam Pilpres, Wali Kota  menekankan PNS  untuk netral. Penekanan  soal netralitas PNS ini dilontarkan wali kota disela-sela sosialisasi wawasan kebangsaan kepada seluruh PNS di Hotel Raden Wijaya, Kamis (12/6) kemarin.
”Jangan sampai PNS ikut masuk dalam ranah politik, karena sanksinya berat bisa dipecat. Pilihlah sesuai hati nurani, dan ciptakan iklim politik yang kondusif untuk pilpres,” kata wali kota yang diusung PDIP ini.
Menurut  Mas’ud, kedua calon presiden mempunyai visi misi yang baik. ”Selain itu saya minta pada masyarakat Kota Mojokerto untuk bertekad agar agenda demokrasi ini berjalan aman, damai tertib
dan menghasilkan pemimpin yang punya komitmen untuk mensejahterakan dan memajukan masyarakat,” tambahnya.
Pilpres yang akan digelar pada bulan puasa nanti, Mas’ud berharap agar hikmah puasa tak terjadi ketegangan, dan kekacauan. ”Semoga dengan suasana religius yang mewarnai Pilpres, bisa berjalan
sebagaimana diharapkan. Yang utama adalah persatuan,” tegasnya.
Menurut Mas’ud, ukuran sukses Pemilihan Umum bisa dilihat dari tiga hal. Pertama yaitu pelaksana seperti KPU, Panwaslu, aparat keamanan maupun pemerintah, harus melaksanakan sesuai Undang-Undang dan peraturan yang ada. Kedua, angka partisipasi masyarakat tinggi. Semakin tinggi angka partisipasi semakin menunjukkan indikator keberhasilan. Di Kota Mojokerto angkat partisipasinya tinggi.
Pada Pileg lalu 85% warga Kota Mojokerto menggunakan hak pilihnya. Jadi masyarakat kita mempunyai semangat demokrasi yang sangat tinggi. Dan ketiga hasilnya adalah pemimpin yang berkualitas,” urainya.
Untuk meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat, lanjut Mas’ud, harus ada upaya penurunan angka Golput. Walaupun dalam UU, hak itu bisa digunakan atau tidak tapi harus ditanamkan pada masyarakat kalau Pemilu itu wajib baik sebagai warga negara dan umat beragama.
Lebih lanjut, Mas’ud mengatakan, jika kita ingin disebut sebagai bangsa besar apabila memiliki karakter atau kepribadian. ”Jika kita tak memilikinya maka hakekatnya bangsa itu telah sirna. Ini yang ditakutkan pahlawan dan generasi pendahulu, apabila generasi tak mencerminkan kepribadian sebuah bangsa, kulite coklat tapi karaktere koyok penjajah,” kata Mas’ud.
Sementara itu, Kepala Bakesbang Linmas, Sriyono berharap, dengan diselenggarakan sosialisasi  dapat meningkatan peran aktif masyarakat dalam mensukseskan pemilu presiden tahun 2014, dan meningkatkan wawasan kebangsaan dalam rangka  membangun kesadaran masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan hak suaranya dalam Pemilu. [kar]

Keterangan Foto : Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus menyalami peserta sosialisasi kebangsaan yang digelar Bakesbanglinmas, Kamis (12/6) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Tags: