Jelang Purna Tugas, Gus Ipul Pamitan pada Pengurus NU Surabaya

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat berpamitan dengan pengurus NU Surabaya di rumah dinas wagub.

Surabaya, Bhirawa
Menjelang berakhirnya masa jabatan, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menggelar prosesi pamitan kepada warga NU Surabaya. Pamitan dilakukan Gus Ipul di rumah dinas wakil gubernur Jl. Imam Bonjol Surabaya, Minggu (3/2).
Pamitan kali ini dihadiri lebih dari 400 warga NU Surabaya yang mayoritas adalah para kiai, ulama, dan pengurus NU se Surabaya. “Acara ini sekaligus selamatan pindahan rumah karena mulai tanggal 12 Februari nanti saya sudah tidak lagi menempati rumah ini,” kata Gus Ipul ketika memberikan sambutan acara.
Prosesi pamitan dilakukan dengan doa bersama dan sholawatan yang dipimpin salah satu group sholawat dari Surabaya. Warga yang hadir berdiri dan membacakan mahalul qiyam. Sebelumnya, Gus Ipul juga sempat menyambut tamu yang hadir dan menyalami mereka satu persatu.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul mengucapkan permohonan maaf jika selama 10 tahun menjabat wakil gubernur memiliki banyak kekurangan. “Selama 10 tahun menjabat, saya banyak berinteraksi dengan masyarakat. Bahkan dalam sehari, tiga sampai lima undangan saya hadiri di mana 90 persen adalah undangan masyarakat terutama warga Nahdlatul Ulama,” kata Gus Ipul.
Setelah tidak menjabat sebagai wakil gubernur, Gus Ipul mengaku akan menjadi petani. Gus Ipul tertarik untuk ikut bergabung meningkatkan swasembada pangan di tengah semakin lesunya generasi muda menekuni dunia pertanian.
Selain itu, Gus Ipul juga akan membantu sang istri, Fatma Saifullah Yusuf mendirikan yayasan peduli kanker payudara dan servick. “Kalau dulu penyakit menular menjadi penyebab utama kematian, saat ini beralih ke penyakit tidak menular, kanker salah satunya. Saya dan istri akan mengabdikan diri untuk membantu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua NU Surabaya Ahmad Muhibbin Zuhri yang hadir dalam acara ini berharap meskipun sudah tidak lagi menjadi wakil gubernur, namun Gus Ipul tetap istikhomah dalam membesarkan Nahdlatul Ulama.
“Saya kenal Gus Ipul sejak beliau menjadi Ketum Ansor. Saya melihat ketawadhua’an beliau pada kiai tidak perlu diragukan. Apapun perintah kiai beliau laksanakan. Bahkan diperintah jadi wagub 10 tahun juga dilakukan,” ujar Muhibbin.
Menurut Muhibbin, jadi wakil gubernur itu berat. Namun karena ketawadhu’an pada kiai, Gus Ipul bisa menjalankannya dengan istikhomah. “Jadi wagub itu berat karena harus ngempet, apalagi 10 tahun dan Gus Ipul mampu meredam segala gejolak,” kata dia. [iib]

Tags: