Jelang Ramadan Praktik PSK Marak di Situbondo

Karikutur AIDSSitubondo, Bhirawa
Datangnya buan suci ramadan sudah tinggal beberapa hari lagi saja, namun praktek pelacuran di wilayah barat Kota Santri Situbondo masih saja marak akhir-akhir ini. Yang ironis lagi, sejauh ini praktek pelacuran ini terkesan kurang adanya pengawasan dari itansi terkait.
Longgarnya pengawasan tersebut menyebabkan tempat-tempat pelacuran leluasa menyediakan jasa pramunikmat di Kab Situbondo. Tak hanya warung remang-remang saja yang buka secara terang-terangan, eks lokalisasi Rajawali juga masih menyediakan jasa pemuas nafsu para pria hidung belang tersebut.
Tak pelak, belum adanya penertiban menjelang bulan puasa ini dikeluhkan warga setempat. Sebab, biasanya jauh sebelum bulan puasa petugas Satpol PP sudah gencar menggelar razia. Namun pemnadangan tersebut hingga saat ini belum nampak. “Seharusnya Satpol PP pemkab Situbondo ini sudah mulai intensif melakukan penertiban dan razia di lokasi eks lokalisasi. Biar pelaksanaan ibadah puasa warga berjalan lancar,” ujar salah satu warga Kec Banyuglugur kemarin.
Sejumlah warga yang wanti-wanti namanya tidak disebut itu mengaku, seluruh warga di sekitar tempat pelacuran sempat gembira atas langkah Pemkab Situbondo yang tegas melakukan penutupan warung remang-remang di dekat timbangan kendaraan Banyuglugur.Namun sayang, kata warga, setelah penutupan tersebut tidak ada tindak lanjutnya. “Padahal sebelumnya Bupati Dadang Wigiarto berjanji akan  menutup seluruh tempat pelacuran secara bertahap hingga Kecamatan Besuki,” ujarnya.
Salah seorang penggiat sosial asal Besuki, Rudi mengatakan, Pemkab Situbondo tidak ada alasan lagi membiarkan praktek pelacuran tumbuh subur di Kota Bumi Solawat Nariyah tersebut. Karena, uai Rudi, penutupan tempat pelacuran sudah di atur di dalam Perda Nomor 27 Tahun 2004, tentang larangan prostitusi. “Saat ini modus pelacuran di wilayah barat sangat rapi dan terorganisir. Misalnya saja dii Kecamatan Besuki, praktek pelacuran di warung remang-remang dilakukan secara terang-terangan,” ucap Rudi.
Sementara itu di pemnadangan di Kecamatan Banyuglugur, praktek pelacuran terkesan dilakukan secara terselubung. Biasanya, lanjut Rudi lagi, sasaran bisnis pemuas nafsu itu berasal dari kalangan menengah atas dan melibatkan sejumlah hotel kelas melati di lokasi setempat. “Operasi peneryiban prostitusi ini harus terus digalakkan lagi. Sehingga ajang esek-esek itu benar-benar tiada di Kota Situbondo,” pungkasnya. [awi]

Tags: