Jelang Tampil di Jatim Fair, Berwisata dengan Bus City Tour Surabaya

Sosial Provinsi Jawa Timur mengajak para penyandang disabilitas yang turut dalam Jatim Fair untuk berwisata keliling Surabaya diantaranya mengunjungi Balai Kota Surabaya dan beberapa museum di Surabaya, Minggu (6/10).

Surabaya, Bhirawa
Puluhan penyandang disabilitas merasa bergembira karena mereka terpilih menjadi peserta yang akan tampil memperlihatkan karyanya dalam kegiatan ‘Jatim Fair’ memperingati Hari Jadi Jawa Timur yang akan berlangsung di Grand City, Surabaya.
Tetapi lain dari tahun sebelumnya, kali ini Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur mengajak para penyandang disabilitas tersebut diantaranya tuna grahita, tuna rungu, atau tuna netra untuk sejenak berwisata menggunakan bus khusus yang mengitari rute keliling Surabaya atau dikenal dengan Surabaya Shopping and Culinary Track Tour Bus.
Sekitar pukul 9.00 Wib, mereka berangkat melihat beberapa lokasi seperti Balai Kota, Museum Surabaya, Museum 10 November, dan Museum Bank Indonesia. Selama perjalanan mereka mendapatkan penjelasan dari Kevin (Cak Surabaya) dan Nadila (Ning Surabaya) yang menjadi guide di Surabaya Shopping and Culinary Track Tour Bus.
Sepanjang perjalanan, penyandang disabilitas ini bergembira dan mendengarkan informasi yang diberikan kedua guide tersebut, yang selanjutnya disampaikan pendamping masing masing menerjemahkan dengan bahasa tersendiri.
Salah satu diantaranya Prapto (29) penyandang tuna netra asal Bojonegoro sangat senang sekali mengikuti wisata tersebut. “Seru sekali dan mendapatkan pengalaman baru serta menambah wawasan terkait Kota Surabaya dengan mengunjungi museum. Kelak kegiatan ini diharap bisa selalu diadakan,” katanya, Minggu (7/10).
Prapto menjadi penyandang disabilitas sejak masuk SMP. Kepala terbentur dan terkena syarafnya. Perlahan-lahan semakin tahun akhirnya pengelihatannya pudar dan kini tidak bisa melihat lagi. Seiring waktu akhirnya ia mendapatkan informasi untuk bergabung dalam panti milik Dinsos Jatim untuk berlatih dan berkarya.
Kini ia memiliki kemampuan untuk memijat. Rencananya jika lulus dari panti Dinsos Jatim, kelak dirinya akan berusaha membuka usaha sendiri di Malang atau juga di Bojonegoro yang merupakan daerah kelahirannya.
Kegembiraan juga diluapkan salah satu penyandang tuna rungu asal Banyuwangi, Arinda (23). “Ini pertama kalinya, saya bisa jalan-jalan bersama ke tempat wisata di Surabaya dan senang sekali,” ujarnya menggunakan bahasa isyarat.
Ia masuk ke panti Dinas Sosial Jatim sejak 2017 lalu, untuk menambah kemampuan dan ketrampilannya. Dilakukannya sejak lulus dari SMP, pihak sekolah juga langsung menindaklanjuti ke panti Dinsos Jatim. Dalam panti tersebut, Arinda juga memilih untuk belajar menjahit. “Saya belajar bordir dan menjahit lainnya. Nanti akan saya perlihatkan hasil karya di pameran,” ujarnya yang ingin kelak juga memiliki usaha di daerah asalnya.
Di sisi lain, bagi Kevin dan Nadila sebagai tour guide, merasakan pengalaman baru karena pertama kalinya memandu penyandang disabilitas. Meskipun ada pendamping yang mentranslate, keduanya tetap menjelaskan secara detail dalam setiap kunjungan wisata tersebut.
“Kita sangat senang dan kegiatan ini sangat bagus dengan mengajak mereka (penyandang disabilitas) berkeliling dan akan lebih tahu tentang Surabaya. Dengan mereka, kami tentunya berbeda dalam penyampaiannya, lebih detail lagi,” kata Kevin bersama Nadila yang juga Cak dan Ning Surabaya.
Sementara, Kepala Seksi Pengembangan Publikasi dan Punyuluhan Sosial Dinsos Jatim, Ana Sukiswati menyampaikan, kalau penyandang disabilitas yang hadir tersebut akan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Pemprov Jatim memperingati Hari Jadi Jawa Timur yaitu Jatim Fair di Grand City, Surabaya.
“Dalam Jatim Fair, Dinsos Jatim masih mengangkat tema Disabilitas dengan menghadirkan penyandang disabilitas, untuk memperlihatkan kemampuan dan kekaryaannya. Nantinya akan hadir tiga disabilitas yang memiliki kelebihan lainnya, seperti pelukis, pemahat,” ujarnya.
Dikatakan, tahun ini merupakan tahun pertama penyandang disabilitas mengikuti city tour agar bisa mengetahui dan mengenal sejarah dari Kota Surabaya secara dekat. “Dari pengalaman yang dialami mereka tadi, mereka sangat senang dan menikmati perjalanan dengan kepiawaian pemandu yang cukup mendukung dan memahami kekurangan penyandang disabilitas,” ujarnya.
Ana berharap, terselenggaranya city tour membuat penyandang disabilitas lebih segar lagi untuk bisa mengikuti kegiatan Jatim Fair. “Dari pengalaman tadi, penyandang disabilitas merespon baik. Semoga kedepan tetap bisa menghadirkan mereka dan kembali berjalan-jalan berkeliling Surabaya melihat sisi lainnya lagi,” katanya.[rac]

Tags: