Jelaskan Teori Rangkaian Listrik Melalui Demostrasi

Guru kelas 6 SDN Rejosalam I Yulia Nuryani Candra, S.Pd saat melakukan pembelajaran langsung tentang teori rangkaian listrik.

Kabupaten Pasuruan, Bhirawa
Salah satu karakteristik siswa Sekolah Dasar (SD) adalah senang merasakan atau melakukan secara langsung. Oleh karena itu, model pembelajaran yang pas diterapkan adalah mendekatkan siswa pada objek objek pembelajarannya.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal yang diberikan.
Berkaca dari hal tersebut, Sabtu (20/4) guru kelas 6 SDN Rejosalam I, Yulia Nuryani Candra, S.Pd melaksanakan suatu metode pembelajaran agar pemahaman tentang teori rangkaian listrik dapat diterima dengan baik oleh siswa. Metode pembelajaran yang digunakan oleh Yulia adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian ujian praktik IPA yang tengah dijalani siswa kelas VI sebagai prasyarat kelulusan.
“Siswa tidak memahami apa itu rangkaian seri dan rangkaian pararel. Sebagian besar siswa tidak mengetahui perbedaan diantara keduanya.” kata Yulia, sambil menyiapkan alat dan bahan untuk praktek.
Menurut Yulia, selama ini konsep yang tertanam pada siswanya adalah rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang bola lampunya disusun berurutan, sedangkan rangkaian pararel adalah rangkaian yang bola lampunya disusun tidak berurutan. Pengertian tersebut rawan miskonsepsi, berdasarkan miskonsepsi yang terjadi Yulia mengadakan metode demosntrasi. Dengan menyediakan kit IPA tentang rangkaian listrik satu persatu siswa diberi kesempatan untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Siswa berusaha menyusun rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik pararel dengan benar.
Zidane salah satu siswa mengatakan bahwa rangkaian listrik seri adalah rangkaian listrik yang bola lampunya mendapatkan arus dari baterai secara berurutan. Jika satu bola lampu dikendorkan maka arus listrik terputus dan bola lampu yang satunya akan padam juga karena tidak mendapatkan arus listrik. Lebih lanjut Afton menambahkan bahwa rangkaian listrik pararel adalah rangkaian listrik yang masing-masing bola lampunya mendapatkan arus listrik langsung dari sumber arus. Jika salah satu bola lampu dikendorkan dan arus listrik terputus maka bola lampu yang lainnya masih menyala. Selain itu menurut Yulia, dengan demonstrasi siswa dapat menyebutkan persamaan dari rangkaian seri dan rangkaian pararel, persamaannya adalah sama-sama rangkaian listrik tertutup. Selain itu siswa juga dapat menyebutkan perbedaannya, perbedaannya adalah nyala lampu pada rangkaian seri lebih redup dibandingkan nyala bola lampu pada rangkaian pararel.
Aktivitas dan semangat terpancar dari raut wajah para siswa, apalagi ketika lampu yang disusunnya tidak menyala. Mereka akan mengutak utik sampai lampunya menyala.
“Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan siswa melakukan sendiri percobaan maka mengkonstruksi konsep dan semakin kuat konsep tersebut akan melekat pada diri siswa,” kata Yulia di akhir pelajaran.
[Yulia Nuryani Candra, S.Pd, SDN Rejosalam I Kec. Pasrepan, Kab Pasuruan]

Tags: