Jembatan Antar Desa Ambrol, PU Bina Marga Segera Perbaiki

Kepala Dinas PU Bina Marga Kab Malang Romdhoni

Kab Malang, Bhirawa
Hujan yang terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Malang, hal ini telah merusakan bangunan infrastruktur. Sedangkan kerusakan infrasttruktur itu tidak hanya jalan saja, tapi juga jembatan penghubung antar desa.
Menurut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Kabupaten Malang Romdhoni, Rabu (30/1), kepada wartawan, kerusakan infrastruktur akibat guyuran hujan yang terus menerus di Kabupaten Malang, diantaranya jembatan yang menghubungkan antar desa di wilayah Desa Sumbermanjing Kulon, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang ambrol, akibat diterjang banjir. Sehingga dengan ambrolnya jembatan tersebut, maka akses jalan warga setempat terputus.
“Kami akan segera melakukan perbaikan jembatan yang ambrol, dan pada waktu dekat ini akan dikerjakan. Sehingga diharapkan dengan selesainya pembangunan jembatan tersebut akses jalan masyarakat akan bisa kembali normal,” terangnya.
Diterangkan, untuk membangun kembali jembatan di Desa Sumbermanjing Kulon itu, anggarannya kurang dari Rp 1 miliar. Dan saat ini pihaknya sudah memprogramkan untuk membangun jembatan yang ambrol tersebut. Sedangkan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Malang HM Sanusi sudah memberikan arahan, bahwa untuk membangun kembali jembatan yang amrol di Desa Sumbermanjing Kulon anggarannya diambilkan dari anggaran darurat.
“Arahan Plt Bupati Malang terkait anggaran untuk membangun kembali jembatan itu bisa saja dilakukan dengan menggunakan anggaran darurat. Karena jembatan yang ambrol itu merupakan penghubung antar desa, dan sifatnya darurat untuk segera dibangun kembali,” jelas Romdhoni.
Ia menyebutkan, nilai anggaran untuk membangun jembatan tersebut, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 800 juta-Rp 900 juta, karena untuk anggaran darurat nilainya sebesar Rp 5 miliar. Sedangkan jembatan itu panjangnya 50 meter, sehingga membangun kembali jembatan akan kita lakukan desain ulang agar jembatan lebih kuat. Sementara, jembatan di Desa Sumbermanjing Kulon itu sendiri selesai dibangun pada 2015. Karena jembatan tidak kuat menahan derasnya banjir dari aliran sungai desa setempat, maka hal itu menyebabkan bangunan jembatan ambrol.
“Akibat ambrolnya jembatan itu, maka masyarakat tidak dapat melewati jembatan, sehingga ketika masyarakat akan beraktifitas yang sebelumnya melewati jembatan itu harus memutar dan melewati jalur alternatif yang jaraknya lebuh jauh, yakni lebih kurang sepanjang 2 kilometer (km),” tambah Romdhoni. [cyn]

Tags: