Jembatan Bailey Kedungasem Kota Probolinggo Diuji Coba

Jembatan Bailey di Kedungasem diuji coba dengan kekuatan mak 5 ton .[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Beban Maksimal 5 Ton)
Kota Probolinggo, Bhirawa
Kalau sebelumnya pengguna jalan khuusnya sepeda motor harus jalan memutar, akhirnya pembangunan jembatan bailey atau jembatan darurat di Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, selesai. Sejak Selasa (12/5), jembatan dengan panjang 30 meter dan lebar 7 meter itu langsung diuji coba atau trial.
Namun, belum dipastikan sampai kapan masa trial dilakukan. Mengingat, proses pembangunan jembatan permanen masih masuk tahap perencanaan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII.
Taufik Andriadi Utama, penilik BBPJN VIII, Kamis 14/5/2020 menjelaskan, jembatan bailey di Kedungasem sudah selesai dibangun dan masuk masa trial. “Mulai kemarin (Selasa, Red) hingga saat ini sudah masuk masa trial,” terangnya.
Namun, dirinya tidak bisa memastikan sampai kapan masa trial itu berlangsung. Sebab, kewenangan sepenuhnya ada di pusat atau di BBJN. Selama masa trial, kendaraan bertonase tinggi tidak bisa melintasi jembatan tersebut. “Kekuatannya hanya 8 ton. Jadi, yang bisa melintas hanya kendaraan kecil dengan kapasitas 5 ton,” bebernya.
Jembatan bailey adalah jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi yang mudah dipindah-pindah (movable). Umumnya digunakan sebagai jembatan darurat yang sifatnya sementara, tuturnya.
BBPJN VIII membangun jembatan bailey setelah pilar tengah jembatan Kedungasem ambrol, Sabtu (2/5) sore. Pilar tengah yang ambrol ini berada di sisi barat jembatan. Sedangkan pilar tengah sisi timur jembatan tidak ambrol, namun muncul retakan-retakan, tandasnya.
Rudi Napitupulu selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Jalan Nasional Gempol-Pasuruan-Probolinggo, Kamis (14/5) menuturkan tidak semua kendaraan bisa melintasi jembatan bailey. Hanya kendaraan yang beratnya di bawah 10 ton yang bisa melintas. “Kekuatan jembatan bailey maksimal 10 ton. Kendaraan yang beratnya di atas 10 ton, tidak boleh lewat,” jelasnya.
Karenanya, kendaraan berat dan besar tetap akan dialihkan. Kendaraan bertonase berat yang datang dari arah timur (Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso) diarahkan lewat Jalur Lingkar Utara (JLU) . Sedangkan kendaraan tonase berat dari arah selatan (Jember dan Lumajang) tetap lewat di Jalan Sutami lanjut ke Jalan Profesor Hamka.
Begitu juga dengan kendaraan dari arah Barat (Surabaya dan Malang), tidak boleh masuk kota. Sampai di perempatan Pilang harus putar ke utara lewat JLU atau putar ke selatan lewat Jalan Brantas. Jika tidak masuk ke Jalan Soekarno-Hatta, di pertigaan Ketapang belok ke selatan lewat Jalan Raya Bromo.
Saat ditanya konstruksi jembatan bailey, Rudi mengatakan sebagian datang pada Senin malam. Materialnya datang bertahap. Jembatan bailey dipasang setelah pekerjaan pengeboran selesai. “Begitu pengeboran selesai, pemasangan jembatan bailey dimulai besoknya, terbukti cepat selesai dan kini diujicoba,” tambah Rudi. [wap]

Tags: