Jembatan Rejoto Kota Mojokerto Siap Operasi

Wali Kota Mas’ud Yunus didampingi Kadis PU dan Kabag Humas melakukan Sidak ke Jembatan Rejoto, Kamis (12/1) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

(Diharapkan Buka Isolasi Kawasan Barat Kota Mojokerto)
Kota Mojokerto, Bhirawa
Jembatan Rejoto yang menghubungkan wilayah Pulorejo dan Blooto Kec Prajurit Kulon kota Mojokerto siap dioperasikan. Proyek yang dianggarkan multy years mulai tahun 2014 itu menelan anggaran hampir Rp40 miliar. Dengan dioperasikannya jembatan sepanjang 130 meter itu diharapkan membuka kawasan barat Kota Mojokerto yang selama ini terisolasi.
”Dengan dioperasikannya Jembatan Rejoto ini bisa menghidupkan perekonomian kawasan barat kota. Sehingga kesenjangan pemerataan pembangunan dengan kawasan timur bisa dipersempit,” kata Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus ketika meninjau persiapan peresmian Jembatan Rejoto, Kamis (12/1) kemarin.
Dalam Sidak kemarin, wali kota didampingi Kadis PU Wiwit Febrianto, Kabag Humas dan protokol Heryana Dodik Moertono, Kasatpol Mashudi dan Camat Prajurit Kulon.
”Tahun ini pengembangan kawasan barat kita lanjutkan dengan pembangunan jalan lingkar barat, pengoperasian kampung bahasa dan pembangunan Kampus PENS,” tambah wali kota.
Terkait pemilihan nama Jembatan Rejoto, Mas’ud Yunus mengaku mendapatkan dari masyarakat ketika dirinya menggelar kegiatan lapangan. Saat itu seorang wanita mengusulkan kepada dirinya penggunaan nama Rejoto untuk jembatan prestisius ini.
”Jadi nama Rejoto itu murni dari usulan masyarakat Kel Pulorejo, Rejoto itu singkatan dari Pulorejo dan Blooto,” tandasnya.
Wali kota berharap, jika jembatan sudah dioperasikan, masyarakat harus ikut menjaga dan merawat keberadaan jembatan kebanggaan warga Kota Mojokerto itu. ”Bukan hanya ikut berpartisipasi, tapi masyarakat harus ikut terlibat langsung dalam merawat dan menjaga keawetan jembatan,” pesan Wali kota.
Terpisah Kadis PU Kota Mojokerto, Wiwit Febrianto menuturkan, Jembatan Rejoto bakal diresmikan dan mulai dioperasikan 23 Januari mendatang. Secara tehnik, Jembatan Rejoto memiliki kemampuan daya beban mampu dilewati kendaraan dengan tonase setara truck kelas dua dan tiga.
”Karena lalu lintas kendaraan disini nanti bisa berupa truck yang mengangkut tebu, pasir hingga Sembako dan bahan bangunan,” urai Wiwit.
Terkait umur tehnik jembatan, alumnus ITS Surabaya ini menjelaskan, jika dari spesifikasi bahan, sudah dihitung jembatan akan mampu bertahan hingga 50 tahun ke depan. Panjang jembatan utama, menurut Wiwit yakni 130 meter, yang terdiri dari tiga bentang dengan panjang masing-masing 40 meter, 50 meter dan 40 meter. ”Nanti setiap 10 tahun kita lakukan pemeriksaan dan perawatan,” pungkas Wiwit. [kar]

Tags: