Jenazah Tenggelam Sulitkan Tim Forensik Identifikasi

Serpihan benda-benda yang diduga kuat berasal dari pesawat AirAsia QZ 8501 ditemukan terapung di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Selasa (30/12).

Serpihan benda-benda yang diduga kuat berasal dari pesawat AirAsia QZ 8501 ditemukan terapung di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Selasa (30/12).

Surabaya, Surabaya
Ditemukannya jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura membuat tim forensik harus bekerja keras. Jenazah yang lama tenggelam di laut dan berjumah banyak membuat identitas para korban sulit dikenali.
Tim RSUD dr Soetomo dr Nily Sulistyorini menjelaskan, diturunkannya tim forensik RSUD dr Soetomo dilakukan karena jumlah korban yang diidentifikasi cukup banyak. Sehingga, butuh kerja keras supaya tim forensik secepatnya bisa mengidentifikasi jenazah. “Memang tidak mudah untuk mengidentifikasi mayat yang sudah sehari lebih berada di laut,” jelasnya, Kamis (1/1).
Menurut Nily, ada beberapa persoalan yang nantinya bisa muncul saat identifikasi pada jenazah. Seperti kondisi jenazah yang membusuk dan tidak utuh lagi. Persoalan lain yang menyulitkan identifikasi yakni dalam proses pencarian data pembanding, baik data medis dan data sidik jari. “Untuk sidik jari kita bisa bandingkan pada KTP dan ijazah. Tapi, kalau tubuhnya maka butuh data medis,” ungkapnya.
Data medis yang bisa dijadikan data pembanding yakni gigi geligi dari dokter gigi. Baik bentuk gigi dan jumlah gigi. Namun, tidak semua penumpang yang memiliki kartu cek gigi dari dokter. Pilihan lainnya yakni dengan data pembanding berat badan dan tinggi badan. “Kalau ada keluarga yang tahu pasti tinggi dan berat badan korban, itu sangat membantu identifikasi,” jelasnya.
Tapi, jika dengan data medis dan data sidik jari masih belum mengidentifikasi, maka tim bisa melakukan tes DNA. “Kita tidak bisa gegabah, banyak data yang harus dibawa. Oleh karena itu, nanti kita akan meminta keluarga untuk membawa kebutuhan yang terkait dengan idenfitikasi,” katanya.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim Kombes Polisi Budiyono mengatakan, proses identifikasi berlangsung paling cepat tiga hari setelah jenazah tiba di RS Bhayangkara.
“Paling cepat proses identifikasi akan berlangsung tiga hari setelah jenazah tiba di RS Bhayangkara, dan mudah-mudahan tim bisa bergerak cepat untuk mencocokan data dengan keluarga korban,” katanya.
Sementara total dokter ahli yang disiagakan di RS Bhayangkara sebanyak 25 orang, meliputi ahli patologi, sidik jari serta DNA yang berasal dari tim gabungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Bhayangkara, RSUD dr Soetomo, Dinas Kesehatan Jatim serta Mabes Polri.
Untuk diketahui proses identifikasi kini sedang berlangsung terhadap beberapa jenazah korban AirAsia QZ 8501. Data postmortem dan antemortem menjadi andalan untuk mengenali para korban yang fisiknya sudah berubah akibat proses alamian ditambah telah berhari-hari terendam dalam laut.
Data antemortem dan postmortem, yaitu gambaran data korban sebelum dan sesudah meninggal dunia. Dua data ini harus klop satu sama lain, termasuk dengan contoh DNA dari wakil keluarga kandung korban. [dna]

Tags: